Bisnis.com, Jakarta — Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyampaikan lima amanatnya untuk seluruh kader PDIP yang mengikuti upacara HUT RI ke-80 di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Minggu (17/8/2025).
Berdasarkan pantauan Bisnis, Megawati mengenakan blus warna merah dan celana hitam. Duduk di barisan depan podium, Megawati diapit oleh Ketua DPP PDIP sekaligus putranya, Prananda Prabowo di sebelah kanan serta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di selah kiri.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan Megawati Soekarnoputri akan menjadi inspektur upacara langsung di acara di acara upacara HUT ke-80 itu. Sementara itu, komandan upacara akan dipimpin Letjen TNI (Purn) Ganip Warsito.
"Rencananya Ibu Megawati dijadwalkan tiba di lokasi sebelum pukul 09.00 WIB. Upacara HUT Kemerdekaan akan dimulai sejak pukul 09.00 WIB," tuturnya di Jakarta, Minggu (17/8).
Hasto juga menambahkan dalam rangkaian acara HUT Kemerdekaan, Megawati akan menyampaikan amanat kepada seluruh kader PDI-P di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Menurut Hasto, Megawati akan memimpin upacara perayaan kemerdekaan di Lenteng Agung sebagaimana tahun lalu, saat HUT Kemerdekaan ke-79, bukan di Istana Negara.
Baca Juga
Pasalnya, menurut Hasto, Megawati ingin merayakan momentum peringatan kemerdekaan bersama para kader dari tingkat pengurus partai hingga satuan tugas (satgas) PDIP.
"Ibu Megawati ingin merayakan momen peringatan kemerdekaan bersama para kader dari tingkat pengurus partai hingga satuan tugas (satgas) PDIP," katanya.
Berikut pidato lengkap amanat Megawati Soekarnoputri:
Saudara sebangsa dan setanah air, para kader pengurus dan simpatisan PDIP Perjuangan yang saya selalu cintai dan banggakan.
Hari ini di usia 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, kita berkumpul bukan hanya untuk merayakan, tetapi juga untuk merenungkan makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kemerdekaan yang kita nikmati ini bukanlah hadiah. Sekali lagi, bukanlah hadiah. Sekali lagi, bukanlah hadiah. Ia adalah hasil cucuran darah, keringat, kemerdekaan yang mengorbankan segalanya demi merah putih agar berkibar di langit nusantara.
Bung Karno, proklamator, bapak bangsa kita pernah berkata, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan jasa pahlawannya.
Maka saya tegaskan, tugas kita sebagai kader PDI Perjuangan adalah menjaga api kemerdekaan agar tetap menyala. Tidak pernah padam oleh dorongan kepentingan pribadi maupun golongan, tidak goyah oleh godaan kekuasaan, dan tidak tuntuk pada politik yang mengkhianati rakyatnya sendiri.
Saudara-saudara sekalian, kemerdekaan bukanlah titik akhir dari perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan adalah sebuah jembatan emas.
Sebagaimana dikatakan oleh bapak kita, Bung Karno, dalam karyanya ‘Mencapai Indonesia Merdeka’ tahun 1933, seberang jembatan itu terbentang dua jalan. Satu menuju dunia keselamatan dan kesejahteraan rakyat marhaen, dunia yang sama rasa, sama bahagia, dan satu lagi menuju dunia kesengsaraan rakyat marhaen, dunia yang sama rata, sama tangis.
Pilihan jalan itu ada di tangan kita semua dan tanggung jawab kita adalah memastikan bangsa Indonesia harus memilih melangkah di jalan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Kemerdekaan juga merupakan pintu gerbang untuk membangun kehidupan berbangsa yang berdaulat dalam bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Namun, lihatlah tantangan di depan kita, kemiskinan dan kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan, krisis pangan global, intervensi kekuatan asing, serta kerapuhan etika dan moral dalam penyelenggaraan negara.
PDI Perjuangan harus menjadi selalu garda terdepan di dalam menghadapi tantangan ini. Jangan sekali-kali kita menjadi partai yang hanya ikut arus. Jangan hanya berani bicara saat kampanye, tetapi diam jika rakyat masih menderita.
Kita adalah partai ideologis, partainya rakyat marhaen, seorang petani yang selalu mendambakan supaya bisa hidup secara adil dan mahmur. Partai yang memegang teguh ajaran Bung Karno.
Hari ini saya perintahkan kepada seluruh kader partai, dari Sabang sampai Merauke, dari Mianas sampai Pulau Rote, satu, jadikan Pancasila bagai bintang penuntun dalam setiap kebijakan, bukan sekadar hiasan hidup belaka.
Perkuat disiplin organisasi, ideologi, teori, gerakan dan tindakan. Jangan lupa sekali lagi, tindakan, pergilah kalian turun ke bawah ke akar rumput. Tanpa disiplin, partai akan menjadi rapuh dan mudah diombang-ambingkan kepentingan.
Ketiga, turun ke rakyat bukan hanya untuk meminta suara, tapi untuk mendengarkan keluh kesah dan membantu memecahkan masalah mereka.
Empat, lawan segala bentuk penyalahgunaan, dan pengkhianatan terhadap konstitusi.
Kelima, jadikan api proklamasi sebagai semangat perjuangan yang tak ujung padam agar terus berkobar-berkobar dalam setiap langkah kita membela kedaulatan, keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Jalankan lima perintah tersebut dengan semangat gotong royong penuh kedisiplinan dan soliditas yang tinggi. Dengannya, partai akan semakin kokoh, mandiri dan mampu menghadapi berbagai tantangan dan ujian sejarah. Terus lakukan perbaikan, lalu mawas diri dengan PDI perjuangan Pantas disebut sebagai partai pelopor yang dicintai oleh rakyat.
Kawan-kawan seperjuangan, anak-anakku sebangsa setanah air, kemerdekaan ke-80 ini harus menjadi momentum kebangkitan kembali. Semangat gotong royong, bukan hanya kita, tetapi juga rakyat semuanya.
Saya tidak mau mendengar ada kader yang merasa dirinya lebih tinggi dari rakyat. Rakyat adalah mempunyai hak, hak yang tertinggi di negara ini, apalagi yang memanfaatkan partai untuk kepentingan pribadi.
Ingat, kita ini hanya alat perjuangan, sekali lagi, alat perjuangan, bukan tujuan perjuangan itu sendiri, untuk meraih mengkayakan diri sendiri, berkuasa untuk sendiri.
Saya ingin mengingatkan, seperti pesan Bung Karno, ‘perjuanganku lebih mudah, karena hanya mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit, karena melawan bangsa mu sendiri, ini sekarang, bukan lagi kolonialisme fisik, tetapi kolonialisme gaya baru, yang menyusup dalam kebijakan, dalam ekonomi, bahkan dalam budaya kita.
Mari kita jaga kemerdekaan yang kita dapat dan rebut dengan usaha payah ini.
Kita rawat persatuan bangsa, dan kita perjuangkan keadilan sosial, bagi seluruh rakyat Indonesia.
Itulah tekad PDI perjuangan. Tekad yang akan kita bawa hingga akhir hayat.
Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
MERDEKAAAAAAAA!