Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan tidak mudah untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai perjanjian damai untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Selain itu, dia juga menegaskan bahwa Rusia tidak akan pernah lagi membiarkan dirinya bergantung secara ekonomi pada negara-negara Barat.
“Tidak mudah untuk menyetujui komponen-komponen utama dari penyelesaian [konflik]. Hal-hal ini masih dibahas. Kami sangat memahami seperti apa kesepakatan yang saling menguntungkan, yang tidak pernah kami tolak, dan seperti apa kesepakatan yang justru menjebak kami,” kata Lavrov sebagaimana dikutip dari Reuters, pada Selasa (15/4/2025).
Maka dari itu, dinilai bahwa masih terlalu dini untuk mengharapkan hasil dari upaya pemulihan hubungan yang lebih normal dengan Washington D.C., AS.
Adapun, Lavrov menegaskan posisi Rusia telah diterangkan secara jelas oleh Presiden Vladimir Putin pada Juni 2024 lalu, yakni Putin menuntut agar Ukraina secara resmi membatalkan ambisinya bergabung dengan NATO dan menarik pasukannya dari seluruh wilayah Ukraina yang diklaim oleh Rusia.
“Kami berbicara tentang hak-hak masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah ini. Itulah mengapa wilayah-wilayah ini sangat berarti bagi kami. Kami tidak bisa melepaskannya begitu saja dan membiarkan rakyat terusir dari sana,” beber dia.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menyinggung “akal sehat” Trump dan mengatakan bahwa dukungan AS sebelumnya ke Ukraina untuk bergabung dengan aliansi NATO adalah penyebab utama perang di Ukraina pecah.
Di lain sisi, Lavrov juga menyoroti bahwa globalisasi ekonomi dunia sebenarnya telah hancur akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Presiden AS sebelumnya, Joe Biden.
“Globalisasi ekonomi dunia telah hancur akibat sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintahan Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, terhadap Rusia, China, dan Iran,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Ukraina mungkin berjalan dengan baik. Namun, menurutnya, ada titik dimana mereka merasa harus menyerah ataupun diam.
Komentar tersebut diutarakan oleh Trump sehari setelah ia menunjukan rasa frustasi kepada Rusia. Dia meminta agar Rusia perlu bergerak maju untuk menemukan kesepakatan.
Awalnya, di atas pesawat Air Force One, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa menurutnya hubungan Ukraina-Rusia akan berjalan dengan baik. Namun, Trump menambahkan bahwa ada titik ‘abu-abu’.
"Ada saatnya Anda harus menyerah atau diam saja dan kita lihat apa yang terjadi, tetapi menurut saya semuanya berjalan baik,” tuturnya, dikutip Reuters pada Minggu (13/4/2025).