Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang akhir pemerintahannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana menjual senjata senilai US$8 miliar atau setara Rp129 triliun kepada Israel.
Seperti diketahui, posisi Joe Biden akan digantikan oleh Donald Trump yang akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025.
Dikutip dari Reuters, pemerintahan Joe Biden telah melaporkan kepada anggota kongres AS tentang usulan penjualan senjata tersebut. Hal itu disampaikan seorang pejabat AS pada Jumat (3/1/2025).
"Kesepakatan tersebut memerlukan persetujuan dari DPR dan Komite Senat dan [senjata tersebut] mencakup amunisi untuk jet tempur dan helikopter serang serta peluru artileri. Paket tersebut juga mencakup bom berdiameter kecil dan hulu ledak," tulis pemberitaan Reuters, dikutip Sabtu (4/1/2025).
Saat ini, pemerintah AS sebenarnya sedang mendapat tekanan dari pengunjuk rasa selama berbulan-bulan yang menuntut embargo pengiriman senjata ke Israel. Namun, kebijakan AS sebagian besar tetap tidak berubah.
Berdasarkan catatan Reuters, pada Agustus 2024, Amerika Serikat telah menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya senilai $20 miliar ke Israel.
Pemerintahan Biden beralasan mereka membantu sekutunya, Israel, mempertahankan diri dari kelompok militan yang didukung Iran seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman.
Baca Juga
Meski menghadapi kritik internasional, Pemerintah AS tetap mendukung Israel selama serangannya di Gaza. Serangan tersebut membuat hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi dan menyebabkan krisis kelaparan.
Pemerintah AS, sekutu dan pemasok senjata terbesar Israel, sebelumnya juga telah memveto (hak membatalkan) resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Gaza.
"Biden dari Partai Demokrat akan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari, ketika Presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump akan menggantikannya. Keduanya adalah pendukung kuat Israel," tulis Reuters.