Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDIP Sindir Pemerintah Gemar Beri Bansos, tapi Naikkan PPN jadi 12%

DPP PDIP menyidir pemerintah yang gemar memberi bansos, tapi menaikkan PPN jadi 12%.
Sekjen PDI-Perjuangan, Hasto Kristianto memberikan keterangan pers terkait isu aktual dan dinamika pilkada serentak 2024 di Kantor DPP PDI-Perjuangan, Rabu 20 November 2024. JIBI/Sholahuddin Al Ayyubi
Sekjen PDI-Perjuangan, Hasto Kristianto memberikan keterangan pers terkait isu aktual dan dinamika pilkada serentak 2024 di Kantor DPP PDI-Perjuangan, Rabu 20 November 2024. JIBI/Sholahuddin Al Ayyubi

Bisnis.com, JAKARTA - DPP PDI-Perjuangan (PDIP) mengkritisi langkah pemerintah yang ingin menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025. PDIP menilai kebijakan itu tidak sesuai dan merugikan rakyat Indonesia.

Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto mengemukakan bahwa pemerintah tengah memainkan politik bansos agar citranya naik di mata masyarakat. Menurut Hasto, pemerintah sengaja menaikan PPN hingga 12% untuk dibagikan ke masyarakat penerima bansos.

"Mereka menerima bansos, tapi implikasinya adalah PPN mau dinaikan. Ini jelas dapat mengurangi pendapatan masyarakat. Jadi rakyat menjadi korban dari politik bansos yang dilakukan pemerintah," tuturnya di Kantor DPP PDI-Perjuangan Jakarta, Rabu (20/11).

Dia juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini tidak memberikan kepastian hukum kepada para investor, sehingga investasi ke Indonesia mulai menurun.

"Seperti investasi IKN yang jauh sekali dari apa yang dikampanyekan Jokowi karena jauh dari kepastian hukum," katanya.

Masalah lain dari Indonesia, menurut Hasto adalah gelombang PHK yang tidak pernah berhenti. Maka dari itu, Hasto mengimbau agar pemerintah membuat kebijakan tepat sehingga tidak merugikan rakyat.

"PHK ini juga jadi persoalan serius untuk rakyat Indonesia, karena juga tidak ada kepastian hukum," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper