Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menyoroti dua tantangan utama yang dihadapi Asean dalam memelihara dan mempertahankan stabilitas Kawasan.
Dia meminta agar seluruh peserta KTT Asean Turut melakukan penghormatan terhadap hukum internasional dan manaruh perhatian lebih terhadap krisis di Myanmar
Menurutnya, penghormatan terhadap hukum internasional adalah fondasi utama untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Tingkat global maupun kawasan.
Oleh karena itu, ketika hukum internasional diabaikan, seperti pembiaran tindakan kejam Israel di Gaza, akan merusak kredibilitas hukum internasional dan mengurangi kepercayaan terhadap sistem multilateral.
Hal ini disampaikannya saat melakukan pertemuan pada Sesi Retreat KTT ASEAN ke-45 di National Convention Centre (NCC), Vientiane, Laos, Rabu (9/10/2024).
“Asean harus terus menyuarakan pentingnya penegakan hukum internasional tanpa tebang pilih, tanpa standar ganda. Upaya ini menjadi keharusan sebagai bentuk konsistensi Asean dalam menjaga perdamaian,” tegasnya.
Baca Juga
Wapres Ke-13 RI itu menyampaikan bahwa budaya dialog dan penghormatan hukum internasional dan norma-norma Kawasan harus jadi pegangan bersama dalam mengelola potensi konflik, tidak terkecuali di Laut China Selatan. Hal ini termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN, serta Prinsip-prinsip Bali.
“Saya mendorong agar Kode Tata Perilaku dapat diselesaikan pada 2026 sesuai kesepakatan bersama. Saya mendorong penguatan mekanisme komunikasi langsung antar-pejabat tinggi untuk mencegah insiden di Laut Cina Selatan,“ tegasnya.
Kedua, kata Ma’ruf, perhatian terhadapkrisis di Myanmar agar lebih ditingkatkan. Menurutnya, krisis ini tidak hanya membawa penderitaan bagi masyarakat Myanmar, tetapi juga ancaman bagi stabilitas kawasan.
Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menekankan tetap menjadikan 5PC yang telah disepakati sebagai rujukan bersama dan utama dalam penyelesaian krisis di Myanmar.
Dia juga menyerukan ditingkatkannya bantuan kepada rakyat Myanmar termasuk melalui AHA Centre. Termasuk meminta Asean agar memastikan isu Rohingya menjadi bagian penyelesaian masalah Myanmar.
“Krisis di Myanmar menjadi tantangan internal terbesar ASEAN saat ini,” pungkas Ma’ruf.