Bisnis.com, JAKARTA -- Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dipastikan telah meninggal dunia dalam serangan Israel di Ibu Kota Lebanon, Beirut Jumat (27/9/2024) lalu. Kabar itu telah dikonfirmasi oleh otoritas militer Israel maupun pihak Hizbullah sendiri.
Konflik antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung secara intens selama beberapa pekan terakhir, terutama setelah insiden ledakan pager Hizbullah yang menewaskan sejumlah orang. Tudingan ‘dalang’ peristiwa mengerucut ke Israel. Sejak saat itu, Hizbullah secara rutin mengirim roket maupun rudal ke wilayah pendudukan Israel. Kota Haifa yang dekat dengan perbatasan Lebanon menjadi sasaran.
Sebaliknya, tentara pendudukan Israel juga mulai menargetkan wilayah yang menjadi basis para pejuang Hizbullah di Lebanon Selatan. Puncaknya, Israel melakukan serangan di Kota Beirut, Lebanon. Serangan Israel itu menghantam sebuah gedung yang diduga menjadi lokasi keberadaan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah pada Jumat lalu. Pengeboman terhadap tempat Hassan Nasrallah itu dilakukan bertepatan dengan pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di PBB pada hari yang sama.
Sempat terjadi simpang siur menengani kabar nasib Hassan Nasrallah, terutama di media sosial. Akun-akun anti-Israel dan pendukun Hizbullah memposting bahwa Hassan Nasrallah berada dalam kondisi baik dan hidup pasca serangan Israel. Namun demikian, selang beberapa lama, pihak Israel mengeluarkan pernyataan untuk memastikan kematian pemimpin Hizbullah tersebut.
“Hassan Nasrallah, pemimpin pasukan Hizbullah, dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel dalam sebuah serangan tepat sasaran di Beirut tadi malam, saat ia berada di Markas Pusat Hizbullah yang memimpin serangan yang lebih gencar terhadap rakyat Israel,” kata Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, dikutip dari laman resmi Israel Defence Force (IDF), Minggu (29/9/2024).
Hassan Nasrallah adalah buronan papan atas negeri Zionis. Israel menuding bahwa selama beberapa dekade Hassan Nasrallah, mengatur serangan yang tak terhitung jumlahnya. Hizbullah, di bawah komando Hassan Nasrallah, juga bergabung dengan Hamas menyerang Israel pada tanggal 8 Oktober. “Hanya satu hari setelah pembantaian Hamas pada tanggal 7 Oktober,” ujarnya.
Baca Juga
Daniel menambahkan bahwa selama hampir setahun, Hizbullah, di bawah komando Hassan Nasrallah, telah menembakkan ribuan roket, pesawat nirawak bunuh diri yang penuh dengan bahan peledak, rudal anti-tank, dan rudal balistik ke kota-kota Israel. “60.000 warga Israel meninggalkan rumah mereka di Israel utara.”
Dalam catatan Bisnis, Hassan Nasrallah adalah pemimpin Hizbullah yang meninggal dibunuh oleh Israel. Pada tahun 1992, salah satu pendiri sekaligus Sekretaris Jenderal Hizbullah, Abbas al-Musawi juga meninggal dunia karena diserang oleh Israel.
Di sisi lain, Iran mengutuk keras serangan Israel terhadap wilayah-wilayah Lebanon, termasuk kawasan Dehiyeh, yang merupakan basis populasi Islam Syiah di Beirut Selatan.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi dalam keterangan resminya menuturkan bahwa serangan Israel di wilayah Dahiyeh di Beirut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang, serta menunjukkan bahwa rezim tersebut merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan regional dan internasional.
Abbas meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri ketidakpedulian dan kelambanannya dengan mengambil langkah-langkah serius untuk menghentikan mesin pembunuh Israel. Iran, kata dia, juga menuntut Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengadakan pertemuan luar biasa para pemimpin organisasi tersebut sesegera mungkin guna menangani situasi tersebut.
“Sambil menyampaikan simpati saya kepada bangsa dan pemerintah Lebanon, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para martir atas kejahatan besar tersebut. Pemerintah Republik Islam Iran akan mendukung bangsa Lebanon dan poros perlawanan,” jelas Abbas sebagaimana dilansir di laman resmi Kementerian Luar Negeri Iran.