Bisnis.com, JAKARTA – Korban tewas akibat serangan serangan udara Israel di pinggiran kota Beirut, Lebanon, pada hari Jumat (20/9/2024) mencapai 31 orang.
Melansir Reuters, Sabtu (21/9), Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan di antara korban ini terdapat tiga anak-anak dan tujuh wanita. Ini merupakan serangan paling mematikan dalam satu tahun konflik antara Hizbullah dan Israel.
Hizbullah mengatakan bahwa korban tewas termasuk 16 anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan tertinggi Ahmed Wahbi.
Serangan tersebut meningkatkan konflik antara Israel dan kelompok yang didukung Iran tersebut. Serangan ini juga menjadi pukulan tambahan kepada Hizbullah setelah pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh para anggotanya meledak.
Jumlah korban tewas dalam serangan-serangan tersebut telah meningkat menjadi 39 orang, dan lebih dari 3.000 orang terluka.
Serangan-serangan terhadap perangkat komunikasi tersebut secara luas diyakini dilakukan oleh Israel. Namun, Israel tidak mengkonfirmasi maupun menyangkal keterlibatannya.
Baca Juga
Menteri Transportasi Hizbullah Ali Hamieh mengatakan kepada para wartawan di lokasi serangan hari Jumat bahwa setidaknya 23 orang masih hilang. Kementerian telah mengerahkan kendaraan dan peralatan untuk membantu tim penyelamat menggali reruntuhan bangunan.
“Musuh Israel membawa wilayah ini ke dalam perang. Kami telah mengeluarkan wanita dan anak-anak dari bawah reruntuhan,” jelasnya seperti dikutip Reuters.
Hizbullah mengkonfirmasi kematian Aqil dalam sebuah pernyataan setelah tengah malam yang menyebutnya sebagai salah satu pemimpin tertinggi.
Disebutkan bahwa 15 anggota lainnya juga tewas, termasuk komandan senior Wahbi, yang mengawasi operasi militer pasukan khusus Radwan selama perang Gaza hingga awal 2024.
Serangan pada Jumat sore tersebut menargetkan sebuah bangunan di sebelah sebuah taman kanak-kanak yang juga terkena dampak dari serangan tersebut.
Sementara itu, sumber lainnya mengatakan beberapa rudal menghantam pintu garasi sebuah bangunan. Ledakan tersebut menghancurkan lantai bawah gedung saat Aqil bertemu dengan para komandan lain di dalamnya.
Dalam sebuah pernyataan singkat pada Jumat malam yang disiarkan oleh media Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tujuan Israel sudah jelas dan tindakannya sudah jelas.
Dengan sedikitnya 70 orang tewas di Lebanon minggu ini, jumlah korban tewas di negara itu sejak Oktober telah melampaui 740 orang. Konflik antara Israel dan Hizbullah saat ini merupakan yang terburuk sejak mereka berperang besar pada tahun 2006.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Jeanine-Hennis Plasschaert mengatakan bahwa serangan di daerah padat penduduk di pinggiran selatan Beirut merupakan bagian dari siklus kekerasan yang sangat berbahaya dengan konsekuensi yang menghancurkan.
”Ini harus dihentikan sekarang,” ungkapnya.
Serangan hari Jumat tersebut menandai kedua kalinya dalam waktu kurang dari dua bulan Israel menargetkan seorang komandan militer Hizbullah di Beirut. Pada bulan Juli, sebuah serangan udara Israel menewaskan Fuad Shukr, komandan militer tertinggi kelompok tersebut.
Meskipun konflik yang terjadi saat ini sebagian besar masih terkendali di daerah-daerah yang berada di atau dekat perbatasan, eskalasi yang terjadi pada minggu ini meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat meluas dan semakin meningkat.