Bisnis.com, JAKARTA - Tentara Israel membombardir tenda pengungsi yang terletak di kota Khan Younis, selatan Gaza, Palestina. Akibat serangan tersebut, enam orang warga sipil meninggal dunia dan mengalami luka bakar yang cukup parah.
Dilansir dari Al-Jazeera pada Kamis (8/8/2024), tentara Israel menargetkan sebuah tenda di Khan Younis, menewaskan sedikitnya enam warga Palestina.
Mereka adalah para pengungsi yang mendirikan tenda di Abasan di bagian timur Khan Younis. Baru beberapa hari yang lalu pasukan Israel menarik diri dari daerah tersebut.
Warga Palestina tidak memiliki pilihan lain selain mendirikan tenda di atas atau di samping reruntuhan rumah mereka.
Pasukan Israel juga menargetkan bagian barat Khan Younis bahkan menghantam sebuah apartemen di daerah yang sangat ramai di kota tersebut. Ada juga serangan udara lain di daerah Hamad yang menghantam sebuah apartemen di sana.
Ini bukan pertama kalinya pasukan Israel menargetkan tenda-tenda, namun warga Palestina percaya bahwa ke mana pun mereka pergi, tidak ada tempat yang aman.
Terlepas dari kenyataan bahwa militer Israel menetapkan daerah ini sebagai zona aman, pasukan Israel terus menargetkan warga sipil untuk dibombardir.
Warga Palestina di Khan Younis benar-benar tersebar di jalan-jalan. Mereka menjadi tunawisma dan kelaparan. Warga sipil juga tidak tahu ke mana harus pergi.
"Kehancuran ada di mana-mana. Infrastruktur telah hancur total," ujar seorang warga Khan Younis dikutip dari Al-jazeera, Kamis (8/8/2024).
Terutama mengingat fakta bahwa Deir el-Balah di sebelah utara sangat padat, orang-orang mendirikan tenda mereka di lahan pertanian atau di daerah berpasir terbuka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza menghadirkan berbagai rintangan dalam kampanyenya untuk mencegah wabah polio yang menghancurkan di wilayah Palestina.
Sebanyak 39.677 orang telah terbunuh dan 91.645 orang terluka akibat serangan Israel di Gaza. Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.