Bisnis.com, JAKARTA — Dua mantan pimpinan Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Sandiaga Uno, mulai sering tebar pesona jelang Pilkada Jakarta 2024.
Keduanya memiliki kans untuk bersanding atau bahkan bertarung dengan Anies Baswedan yang hingga saat ini mendominasi dari sisi elektabilitas.
Ahok sudah menyatakan siap maju di Pilkada Jakarta 2024 apabila diberi kesempatan kembali. Mantan gubernur DKI Jakarta ini menyatakan bersedia menyelesaikan pekerjaannya di Jakarta.
Sebelumnya, Ahok memang mengaku jauh lebih siap maju kembali jadi gubernur karena sudah ‘makan asam garam’ saat masuk bui tujuh tahun silam.
Selain itu, pengalaman selama empat tahun menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero) semakin memantapkan dirinya untuk menjadi gubernur kembali.
“Oh iyalah, saya sekarang jauh lebih siap jadi gubernur,” kata Ahok di bilangan Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2024).
Baca Juga
Sejalan dengan itu, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan Ahok merupakan sosok kandidat kuat calon gubernur Jakarta 2024 usungan PDIP.
Djarot menjelaskan, PDIP sudah melakukan kajian dan pemetaan ihwal Pilkada Jakarta 2024. Hasilnya, Ahok menjadi kandidat yang kuat.
"Pak Ahok berdasarkan hasil pemetaan dan hasil survei yang kita terima menjadi salah satu calon yang cukup ya, sangat potensial, kalau menurut saya untuk bisa diajukan," jelas Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2024).
Di samping itu, sempat muncul wacana duet Anies Baswedan-Ahok sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2024. Bahkan, Sandi Uno menyatakan duet Anies-Ahok merupakan sebuah 'dream team'.
Meski demikian, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menyatakan wacana duet Anies-Ahok sudah hampir tidak mungkin terwujud karena bertentangan dengan aturan dalam Pasal 7 ayat (2) huruf o UU No. 10/2016 tentang Pilkada.
Dalam beleid tersebut, diatur bahwa bakal calon wakil gubernur tidak boleh pernah menjabat sebagai gubernur pada daerah yang sama. Oleh sebab itu, Ahok yang pernah menjabat gubernur DKI Jakarta periode 2014–2017, tidak bisa lagi maju sebagai bakal calon wakil gubernur untuk Anies dalam ajang Pilgub Jakarta 2024.
Begitu juga sebaliknya, Anies tidak bisa menjadi bakal calon wakil gubernur untuk Ahok karena sudah pernah menjabat gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
"Memadukan antara Pak Anies-Ahok atau Pak Ahok-Anies itu sudah sangat super kecillah, 0,00001%, kecuali UU-nya digugat ke MK, berubah lagi kan?" kata Eriko di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).
Sementara itu, Sandiaga Uno juga mulai blak-blakan bicara peluangnya maju dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
Ketika ditanya apakah dirinya siap menjadi tandem dari nama-nama bakal calon gubernur yang sudah ada, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengungkit elektabilitasnya yang rendah di Pilgub Jakarta 2017.
“Saya dulu mulai di DKI, elektabilitasnya 0,3%,” katanya kepada wartawan di iNews Tower, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).
Dirinya berpendapat, wilayah Jakarta secara geografis relatif terjangkau bagi kandidat yang ingin mencalonkan diri dalam Pilgub. Dengan demikian, para politisi dapat mengupayakan untuk mendongkrak elektabilitasnya.
“Siapa pun yang nanti akan berlaga di DKI punya peluang untuk meningkatkan elektabilitas,” jelasnya.
Kendati demikian, Sandi mengingatkan bahwa kekuatan PPP tidak besar di Jakarta karena hanya memiliki satu kursi di DPRD. Oleh sebab itu, lanjutnya, juga banyak yang dipertimbangkan meski namanya dipertimbangkan untuk turun gelanggang Pilkada Jakarta.