Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat Awal Dzulhijjah 1445 H hari ini, Jumat (7/6/2024), bertepatan dengan 29 Zulkaidah 1445 H.
Dzulhijjah menjadi salah satu bulan istimewa yang menawarkan kesempatan untuk meraih pahala berlimpah melalui berbagai amalan ibadah sehingga umat diimbau untuk melakukan amalan saleh.
Melansir Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam Universitas Islam Indonesia (DPPAI UII), Bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan haram (suci), yaitu Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram.
Bagi umat yang menunaikan amalan saleh pada empat bulan suci tersebut, pahalanya dilipatgandakannya pahala bagi seorang yang mengerjakan amalan saleh.
5 Amalan Saleh 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
1. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dijalankan pada tanggal 09 Dzulhijjah tahun Hijriyah. Puasa Arafah dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di Makkah. Cara melaksanakan puasa arafah sama seperti puasa sunnah lainnya.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Baca Juga
2. Takbir dan Dzikir
Perbanyak zikir termasuk bertahlil, bertasbih, beristighfar, bertahmid, bertakbir dan memperbanyak doa merupakan suatu amalan yang dianjurkan pada Bulan Dzulhijjah. Tidak dijalankan pada bulan Dzulhijjah saja, amalan ini juga dianjurkan untuk dibiasakan pada keseharian hidup kita. Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyriq.”
3. Menunaikan Ibadah Haji dan Umroh
Ibadah haji merupakan salah satu ibadah dari rukun Islam yang kelima, dan wajib dikerjakan oleh setiap muslim bagi yang mampu mengerjakan baik secara finansial maupun fisik.
“[Musim] haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al Baqarah [2]; ayat: 196-197)
4. Berkurban
Udhiyah atau menyembelih hewan qurban disyariatkan oleh Allah sebagaimana firman Allah dalam surat al-kautsar [108]: 2 “Dirikanlah shalat dan berkurbanlah (an-nahr). Para Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan “Berqurbanlah pada hari Idul Adha (yaum an-Nahr). Udhiyah merupakan bentuk rasa cinta dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menurunkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Hajj [22]; ayat: 37)
5. Bertaubat dan Tidak Bermaksiat
Perintah bertaubat dan tidak melakukan maksiat sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk melaksanakan perintah tersebut, namun hal serupa ditekankan bagi umat Islam untuk bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat di awal bulan Dzulhijjah. Artinya umat Islam diajak untuk menyibukkan diri di awal bulan Dzulhijjah dengan amal-amal shaleh serta meninggalkan kezaliman terhadap sesama.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. (QS. An-Nahl [16]; ayat : 119)
(Maria Hermina Kristin)