Bisnis.com, JAKARTA – Tidak lama lagi umat muslim akan memasuki bulan Dzulhijjah. Pada bulan tersebut terdapat anjuran untuk melakukan puasa yang bersifat sunnah, tetapi memiliki berbagai keutamaan jika menjalankannya.
Puasa Dzulhijjah dilaksanakan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, tepatnya pada tanggal 1-7 Dzulhijjah. Puasa sunnah ini dilakukan sebelum puncak Hari Raya Idul Adha 1445 H.
Dalam Hadits Riwayat Ahmad dan An Nasa’I seperti dikisahkan Hafsah bin Umar bin Khattab bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan amalan-amalan penting semasa hidupnya.
“Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh,” (HR Ahmad dan An Nasa i).
Jadwal Puasa Dzulhijjah 1445 H
Dilansir Kementerian Agama RI, pemerintah baru akan menggelar sidang isbat penetapan awal Dzulhijjah 1445 H pada 7 Juni 2024, di Auditorium Kementerian Agama di Jakarta.
Meski belum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah, Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024.
Baca Juga
Artinya, diperkirakan 1 Dzulhijjah akan jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Pada tanggal tersebut, umat muslim dapat melaksanakan puasa Dzulhijjah sampai 14 Juni 2024, kemudian dilanjutkan puasa Tarwiyah pada 15 Juni dan puasa Arafah tepat 16 Juni.
Dilansir nu.or.id, adapun niat puasa Dzulhijjah, yaitu:
1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
2. Niat pada pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah)
Nawaitu shauma hadzal yaumi an ada’I tarwiyah sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena allah ta’ala.”
3. Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah)
Nawaitu shauma hadzal yaumi an ada’I arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’ala.”
Keutamaan Puasa Dzulhijjah
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah menyebutkan puasa satu hari di sepuluh dari bulan Dzulhijjah sama saja melaksanakan puasa selama satu tahun, dan satu kali melakukan salat malam seperti salat malam selama satu tahun.
“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan salat malam setara dengan salat pada malam Lailatul Qadar,” (HR At-Tirmidzi).
Selain itu, pada tanggal 1 Dzulhijjah merupakan hari pengampunan doa Nabi Adam AS di Arafah oleh Allah SWT. Menjalankan puasa Dzulhijjah sama halnya menggugurkan dosa-dosa
Pada tanggal 2 Dzulhijjah, Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun. Lalu, tanggal 3 Dzulhijjah dikabulkannya doa Nabi Zakaria AS, sehingga orang yang berpuasa akan dikbulkan doa-doanya.
Tanggal 4 Dzulhijjah, merupakan hari kelahiran Nabi Isa AS. Pada hari itu Allah akan menghilangkan kesusahan dan umat muslim akan dikumpulkan bersama orang mulia saat hari kiamat.
Tanggal 5 Dzulhijjah, Nabi Musa AS dilahirkan. Orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah akan terlepas dari siksa kubur dan sifat munafik
Tanggal 6 Dzulhijjah, Allah memberikan rahmat berupa membukakan pintu kebaikan semua nabi kepada umatnya. Tanggal 7 Dzulhijjah, Allah menutup pintu neraka jahanam dan hanya akan dibuka setelah 10 Dzulhijjah. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)
.jpg?w=300&h=221)
