Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendukung Ancam Rusuh dengan Kekerasan usai Trump Divonis Bersalah

Para pendukung Trump merespons vonis bersalah mantan presiden AS tersebut dengan puluhan unggahan daring yang penuh kekerasan.
Mantan Presiden AS Donald Trump dalam kampanye di Coralville, Iowa, Amerika Serikat pada Rabu (13/12/2023). Trump kembali maju dalam gelaran Pilpres 2024 AS, menghadapi petahana Joe Biden. - Bloomberg/Christian Monterrosa
Mantan Presiden AS Donald Trump dalam kampanye di Coralville, Iowa, Amerika Serikat pada Rabu (13/12/2023). Trump kembali maju dalam gelaran Pilpres 2024 AS, menghadapi petahana Joe Biden. - Bloomberg/Christian Monterrosa

Bisnis.com, JAKARTA – Para pendukung Donald Trump membanjiri situs-situs online dan menyerukan aksi kerusuhan dan kekerasan usai mantan Presiden Amerika Serikat (AS) tersebut didakwa bersalah atas 34 dakwaan kejahatan dan dihukum 4 tahun penjara oleh pengadilan New York.

Melansir Reuters, Jumat (31/5/2024), para pendukung Trump merespons vonis bersalah dengan puluhan unggahan daring yang penuh kekerasan. Ujaran tersebut diposting antara lain di platform Truth Social milik mantan presiden itu sendiri, Patriots.Win, dan Gateway Pundit.

Beberapa pendukung menyerukan serangan terhadap para hakim, eksekusi hakim Hakim Juan Merchan, atau perang saudara dan pemberontakan bersenjata.

"Seseorang di NY harus melakukan sesuatu terhadap Merchan. Semoga dia bertemu dengan para imigran gelap yang membawa parang," tulis salah satu pendukung di Patriots.Win.

Di Gateway Pundit, salah satu poster menyarankan untuk menembak kaum liberal setelah putusan tersebut.

"Saatnya untuk mulai membatasi beberapa orang sayap kiri. Ini tidak bisa diperbaiki dengan pemungutan suara,” tulis postingan tersebut.

Ancaman kekerasan dan dan intimidasi melonjak setelah Trump kalah dalam pemilu 2020 dan menuduh bahwa suaranya dicuri. Tuduhan tersebut pada akhirnya tidak bisa dibuktikan.

Ketika ia berkampanye untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih, Trump secara tidak berdasar menyebut para hakim dan jaksa penuntut dalam persidangannya sebagai alat korup pemerintahan Biden, yang bermaksud menyabotase upayanya untuk kembali menduduki Gedung Putih.

Para loyalisnya telah menanggapi dengan kampanye ancaman dan intimidasi yang menargetkan para hakim dan pejabat pengadilan.

"Ini memalukan, ini adalah persidangan yang dicurangi oleh hakim yang korup," kata Trump kepada wartawan setelah putusan hakim.

Dewan hakim yang terdiri dari 12 orang menyatakan Trump bersalah pada hari Kamis karena memalsukan dokumen untuk menutupi pembayaran guna membungkam pengakuan seorang bintang porno mengenai hubungan seksual menjelang pemilu 2016.

Vonis akan dijatuhkan pada 11 Juli, beberapa hari sebelum Partai Republik dijadwalkan secara resmi mencalonkan Trump sebagai presiden menjelang pemilu 5 November. Trump telah membantah melakukan kesalahan dan diperkirakan akan mengajukan banding.

Trump melanjutkan serangannya di dunia maya setelah putusan tersebut.

Di Truth Social, ia menyebut Merchan "sangat berkonflik" dan mengkritik instruksi dewan hakim tidak adil. Seorang komentator menanggapi dengan memposting gambar tiang gantungan dan jerat dengan judul: "Mafia Pengkhianat sistem Peradilan!!"

Jacob Ware, salah satu penulis buku "God, Gunds, dan Sedition: Far-Right Terrorism in America", mengatakan bahwa bahasa kekerasan yang digunakan oleh para pengikut Trump merupakan bukti bahwa Trump mampu memobilisasi para pendukung ekstrimisnya untuk bertindak, baik di kotak suara maupun melalui kekerasan.

"Sampai dan kecuali dia menerima proses tersebut, reaksi ekstremis terhadap masalah hukumnya akan menjadi militan," kata Ware, seorang peneliti di Council on Foreign Relations.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper