Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Adi Prayitno beberkan alasan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sangat ingin merangkul lawan politiknya di pemerintahan baru nanti.
Menurut Adi, Prabowo dan Gibran memang memenangkan Pilpres 2024. Namun untuk parlemen, Prabowo-Gibran hanya punya kekuatan 43% di parlemen.
Hal itu, kata Adi, sangat mempengaruhi pemerintahan Prabowo-Gibran di dalam mengambil kebijakan yang harus melalui parlemen.
"Pak Prabowo tentu saja tidak mau terjadi semua proyek mercusuar di 2024–2029 itu mendapatkan resistensi dari parlemen, karena hari ini kekuatan politik pendukung Prabowo dan Gibran hanya 43%," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Sabtu (18/5/2024).
Maka dari itu, menurut Adi, Prabowo selama ini terus merangkul lawan politiknya, bahkan rela membuat kementerian baru agar tidak mendapatkan gangguan di parlemen nanti.
"Jadi kekuatan politik parlemen itu seringkali lemah dan itu terjadi pada presiden terpilih," katanya.
Baca Juga
Adi mencontohkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo juga menerapkan hal yang sama yaitu merangkul lawan politik agar semua kebijakannya berjalan mulus di parlemen.
"Dulu SBY dan Jokowi melakukan hal ini dan Pak Prabowo juga pasti melakukan hal yang sama," ujarnya.