Bisnis.com, JAKARTA - Kepala negara yang tidak memiliki pasangan ketika menjabat sering kali menjadi sorotan publik.
Tidak memiliki pasangan selama menjalankan tugas negara, bisa terjadi karena beberapa faktor seperti belum menikah atau pernah menikah tetapi sudah bercerai.
Beberapa negara yang mengalami kekosongan bangku ibu negara ini kerap kali membuat publik ramai. Mereka akhirnya mempertanyakan bagaimana dan siapakah nantinya yang harus menjalankan tugas seorang pendamping dari negaranya.
Berikut daftar kepala negara tanpa ibu negara
1. Presiden Vladimir Putin, Rusia
Dilansir dari theworld.org dan britannica.com, presiden negara Rusia yakni Vladimir Putin merupakan salah satu kepala negara yang menjabat tanpa didampingi ibu negara disebabkan karena perceraian yang pernah dialaminya.
Vladimir Putin telah menjadi kepala negara sejak tahun 1999, dia pernah memiliki pendamping yakni Lyudmila Putina, akan tetapi pada tahun 2014 mereka harus bercerai sehingga membuat Rusia dipimpin tanpa adanya ibu negara.
Pernikahan Putin dan Lyudmila yang sudah berjalan selama 30 tahun ini harus berakhir dengan alasan mereka sudah mempunyai kehidupan masing-masing sehingga membuat keduanya jarang bertemu setiap harinya.
Baca Juga
2. Mantan Presiden Evo Morales, Bolivia
Evo Morales yang lahir pada 26 Oktober 1959 ini telah menjabat sebagai presiden Bolivia sejak tahun 2006 hingga 2019, selama memimpin negara tersebut Evo Morales tidak mempunyai pendamping dalam hidupnya.
Evo Morales akhirnya memilih kakak perempuannya yakni Esther Morales Ayma untuk mengisi kekosongan kedudukan ibu negara di Bolivia.
3. Mantan Presiden Benigno Aquino III, Filipina
Benigno Aquino III merupakan mantan presiden negara Filipina yang telah menjabat sejak tahun 2010 hingga 2016, selama 6 tahun memimpin negara tersebut dirinya tidak didampingi oleh ibu negara.
Negara Filipina memang tidak mewajibkan pemimpin negaranya memiliki pendamping selama menjabat, kondisi inilah yang membuat masyarakat Filipina tidak merasa keberatan selama dipimpin oleh Aquino.
4. Mantan Presiden Ian Khama, Botswana
Ian Khama lahir pada 27 Februari 1953 dan telah menjadi presiden negara Botswana sejak tahun 2008 hingga 2018, selama masa kepemimpinannya dia tidak didampingi ibu negara dengan alasan belum menemukan perempuan yang cocok dalam hidupnya.
Dilansir dari abcnews.go.com, mantan presiden Botswana ini memiliki kriteria perempuan yang langsing dengan penampilan bugar, dirinya juga mengatakan bahwa perempuan yang kelebihan berat badan tidak perlu mendekatinya.
Namun banyak publik yang akhirnya menyoroti status dari Khama ini, pasalnya dia juga merupakan kepala suku Bamangwato yakni kelompok etnis terbesar di Botswana. Suku ini mempunyai tradisi yang mengharuskan pengikutnya melakukan pernikahan, akan tetapi tradisi ini ditentang oleh Khama.
5. Mantan Presiden Thomas Jefferson, Amerika Serikat
Mantan presiden ketiga Amerika Serikat yakni Thomas Jefferson telah menjabat sejak tahun 1801 hingga 1809, selama masa kepemimpinannya dia tidak memiliki pasangan karena istrinya telah meninggal pada tahun 1782.
Thomas Jefferson akhirnya menunjuk anak perempuannya yakni Martha Jefferson Randolph sebagai first lady dan kemudian posisi tersebut diserahkan kepada Dolly Madison.
6. Mantan Presiden Chester Arthur, Amerika Serikat
Mantan presiden ke 21 Amerika Serikat yakni Chester Arthur yang lahir pada 5 Oktober 1829 ini telah menjabat selama 4 tahun, ketika masa kepemimpinannya dia tidak didampingi ibu negara karena istrinya telah meninggal beberapa bulan sebelum masa pelantikannya.
Akhirnya Chester Arthur memilih Mary Arthur McElroy yang merupakan saudara perempuannya untuk menempati posisi first lady.
7. Mantan Presiden Andrew Jackson, Amerika Serikat
Mantan presiden ke 7 Amerika Serikat yakni Andrew Jackson telah menjabat negara tersebut sejak tahun 1829 hingga 1837, selama masa kepemimpinannya ini dia tidak memiliki pasangan karena istrinya telah meninggal akibat serangan jantung pada Desember 1828.
Andrew Jackson akhirnya memilih keponakannya yakni Emily Donelson untuk mengisi kekosongan bangku ibu negara pada saat itu. (Nur Afifah Azahra Aulia)