Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol tersangkut dalam kontroversi setelah beredarnya rekaman kamera tersembunyi yang menunjukkan Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee menerima sebuah tas Dior sebagai hadiah.
Melansir Reuters, Kamis (25/1/2024), beredar sebuat rekaman dari kanal YouTube yang memperlihatkan Kim menerima tas Dior senilai 3 juta won (US$2.250) tersebut, yang dianggap telah melanggar undang-undang anti-penyuapan.
Di sisi lain, para pendukung presiden mengatakan bahwa Kim adalah korban dari sebuah komplotan ilegal untuk menjebaknya dan kampanye kotor.
Kasus ini muncul pada bulan November ketika sebuah kanal YouTube menayangkan klip video yang direkam secara diam-diam oleh seorang pendeta Amerika keturunan Korea dengan kamera tersembunyi ketika ia mengunjungi Kim dan memberikan tas tangan kepadanya.
Pendeta Abraham Choi, yang telah terlibat dalam pertukaran agama dengan Korea Utara dan merupakan pendukung keterlibatan dengan Pyongyang, mengatakan bahwa dia berupaya bertemu dengan Kim karena khawatir dengan kebijakan garis keras terhadap Korea Utara.
Choi mengatakan bahwa meskipun Kim adalah seorang kenalan keluarga, tanggapannya terhadap diskusi tentang kemungkinan hadiah mewah, termasuk kosmetik Chanel yang dia klaim dia berikan kepadanya dalam pertemuan pertama mereka, membuatnya percaya bahwa hadiah semacam itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan akses ke Kim.
Baca Juga
"Anda bisa mengatakan bahwa hadiah-hadiah itu seperti tiket masuk, tiket untuk pertemuan (dengan Kim)," kata Choi kepada Reuters.
Kantor Kepresidenan Korsel tidak memberikan informasi lebih lanjut ketika ditanya tentang klaim Choi tersebut.
Seorang pejabat kepresidenan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Yonhap pekan lalu bahwa Choi sengaja mendekati Kim dengan maksud merekam secara ilegal dengan menggunakan koneksi keluarganya.
Pejabat tersebut juga mengatakan hadiah untuk Kim telah disimpan sebagai milik pemerintah.
Setelah pertemuan pertama, Choi mengatakan bahwa dia menjadi khawatir tentang peran Kim dalam pemerintahan. Dia kemudian bekerja sama dengan seorang reporter di channel YouTube yang menayangkan berita dan komentar sayap kiri untuk merekam Kim sedang menerima tas mahal tersebut pada kunjungan kedua.
"Orang normal akan berkata, 'Pendeta, saya tidak bisa melihat Anda jika Anda melakukan ini,’ Tapi Ibu Negara memberi saya tempat dan waktu," ungkap Choi.
Rekaman ini mengancam Yoon Suk-yeol dan partainya yang tengah berupaya merebut kembali mayoritas parlemen pada pemilu April 2024 mendatang.
Beberapa anggota Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party/PPP) yang konservatif telah mendesak presiden dan istrinya untuk meminta maaf atas insiden yang dijuluki oleh media lokal sebagai "skandal sas Dior" dan mengakui bahwa menerima tas tersebut, tidak pantas, dengan harapan dapat meredam isu tersebut.
Para pengamat politik Korsel mengatakan, dengan memilih untuk tetap diam, Yoon berisiko menciptakan gejolak yang dapat merugikan PPP pada pemilu 10 April 2024.
"Ini adalah sebuah ledakan politik. Risiko Kim Keon Hee hanya akan semakin besar,” kata analis politik Rhee Jong-hoon, seperti dikutip Reuters, Kamis (25/1/2024).
Yoon memenangkan pemilihan yang ketat pada tahun 2022, namun PPP merupakan minoritas di parlemen, sedangkan Partai Demokrat menjadi pengendali.
Kim juga masih terlibat tuduhan manipulasi harga saham sekitar 12 tahun yang lalu. Dalam kasus ini, parlemen yang dikendalikan oleh oposisi memutuskan untuk menunjuk seorang jaksa khusus untuk menyelidikinya bulan lalu.