Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Korea Selatan Tahan Suku Bunga di Level 2,5%, Ini Alasannya

Bank of Korea mempertahankan suku bunga di 2,5% untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah lonjakan harga apartemen dan utang rumah tangga.
Logo Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan, 30 November 2017./Reuters-Kim Hong-Ji
Logo Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan, 30 November 2017./Reuters-Kim Hong-Ji

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK) mempertahankan suku bunga di 2,5% guna menjaga stabilitas keuangan di tengah lonjakan harga apartemen dan utang rumah tangga.

Keputusan tersebut sesuai dengan ekspektasi 22 dari 23 ekonom yang disurvei Bloomberg, sedangkan 1 ekonom memperkirakan adanya pemangkasan 25 basis poin.

Bersamaan dengan keputusan suku bunga, BOK juga merilis proyeksi terbaru. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan 2025 direvisi naik menjadi 0,9% dari 0,8% dalam perkiraan Mei, sementara inflasi diproyeksi sebesar 2% dari sebelumnya 1,9%.

Setelah empat kali pemangkasan sejak Oktober tahun lalu, bank sentral memilih jeda untuk pertemuan kedua berturut-turut pada Agustus ini, dengan mempertimbangkan risiko dari kenaikan harga apartemen di wilayah metropolitan Seoul dan lonjakan utang rumah tangga.

Won Korea tetap melanjutkan penguatan pascakeputusan tersebut, naik sekitar 0,4% menjadi 1.389,45 won per dolar AS. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 3 tahun turun tipis kurang dari 1 basis poin ke level 2,40%.

“Dewan tampaknya ingin menunggu stabilisasi utang rumah tangga dan harga properti. Namun, setelah kebijakan pasokan perumahan dirilis September nanti, alasan untuk menunda pemangkasan akan semakin kecil. Saya perkirakan pemotongan suku bunga bisa dilakukan pada Oktober,” ujar Ekonom Nomura Holdings Jeong-Woo Park dikutip dari Bloomberg, Kamis (28/8/2025).

Gubernur Bank of Korea Rhee Chang Yong sebelumnya mengatakan pada Juli bahwa empat anggota dewan masih membuka peluang pemangkasan dalam 3 bulan. Namun, keputusan kali ini menunjukkan fokus BOK menjaga stabilitas finansial serta mengelola selisih suku bunga dengan Federal Reserve.

“Lingkungan ekspor tidak diperkirakan membaik tahun depan, sehingga kemungkinan argumen yang digunakan adalah mendukung permintaan domestik melalui pemangkasan suku bunga. Tapi efektivitasnya masih dipertanyakan,” tambah Park.

Rhee dijadwalkan memberikan keterangan pers pada Kamis sore untuk menjelaskan arah kebijakan moneter ke depan, termasuk apakah ada anggota dewan yang berbeda pendapat serta pandangan BOK terkait prospek tiga bulan mendatang.

Pasar perumahan Seoul masih menjadi kendala utama bagi pemangkasan suku bunga. Harga apartemen terus meningkat meski pemerintah sudah membatasi pinjaman hipotek sejak Juni. 

Utang rumah tangga juga meningkat pada kuartal II/2025 dengan laju tercepat sejak 2021, didorong lonjakan kredit perumahan yang menegaskan kuatnya permintaan.

Dalam upaya terakhir mencegah pasar properti dari risiko overheating, pemerintah berencana mengumumkan paket pasokan perumahan tambahan pada September. Menurut Sekretaris Senior Kepresidenan Kim Yong-beom, kebijakan tersebut kini memasuki tahap akhir dan tengah dikoordinasikan dengan kementerian terkait.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro