Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Korea Utara merilis lagu baru berisi pujian untuk pemimpin negara Kim Jong Un sebagai "Bapak yang Ramah" dan "Pemimpin yang Hebat".
Melansir Reuters, video musik lagu pujian untuk Kim Jong Un itu ditayangkan di salurkan penyiaran yang dikendalikan pemerintah yaitu Korean Central Television pada Rabu, 17 April 2024. Adapun pemutaran lagu tersebut di televisi pemerintah juga menjadi bagian dari upacara penyelesaian proyek pembangunan 10.000 rumah baru.
Dalam video tersebut menampilkan warga Korea Utara dari berbagai latar belakang dan usia yang menyanyikan kalimat yang berarti "ayo bernyanyi, Kim Jong Un pemimpin besar" dan "mari kita pamer tentang Kim Jong Un, seorang bapak yang ramah".
Peluncuran lagu berjudul "Ayah yang Ramah" itu diduga kuat sebagai upaya propaganda Keluarga Kim untuk memperkuat kekuasaan mereka memimpin Korea Utara sejak negara komunis itu berdiri setelah Perang Dunia Kedua.
Sebab, peluncuran lagu tersebut bertepatan saat media pemerintah Korea Utara baru-baru ini mengganti nama yang digunakan untuk hari libur umum "Hari Matahari" sebagai perayaan kelahiran pendiri negara Kim Il Sung menjadi "Hari Libur April" untuk sebutan yang lebih netral.
Seorang Pejabat di Kementerian Unifikasi Korea Selatan menduga perubahan sebutan hari libur itu sebagai bagian dari upaya Kim Jong Un untuk berdiri sendiri tanpa bergantung pada nama pendahulunya.
Baca Juga
Dikutip dari CBS News, Korea Utara masih menjadi salah satu negara termiskin di dunia seiring data Organisasi Pangan Dunia atau FAO mengatakan hampir setengah penduduk negara yang dipimpin Kim Jong Un itu mengalami kekurangan gizi pada 2022.
Kondisi buruk itu terjadi setelah Kim Jong Un menutup seluruh perbatasan negaranya selama pandemi. Sejak saat itu, rezim Kim Jong Un telah menghabiskan banyak uang untuk membangun pagar dan pos penjagaan di sepanjang perbatasan Korea Utara dan Tiongkok untuk menghentikan warganya melarikan diri.
Di sisi lain, perekonomian Korea Utara semakin terpuruk. Kim Jong Un yang disebut dalam lagu sebagai "Bapak yang Ramah" ini juga dikabarkan menghabiskan banyak uang untuk mengembangkan dan menguji coba rudal balistik yang dirancang untuk senjata nuklir.