Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawaban "Ngegas" Adik Kim Jong-un soal Permintaan Donald Trump

Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memberikan jawaban ngegas soal pernyataan Donald Trump baru-baru ini.
Adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong dalam suatu acara//Istimewa
Adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong dalam suatu acara//Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memberikan jawaban ngegas soal pernyataan Donald Trump baru-baru ini.

Menurut Kim Yo-jong Donald Trump sedang berkhayal setelah mengatakan bahwa dia menginginkan Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya.

Kim Yo-jong adalah salah satu pejabat tinggi kebijakan luar negeri Korea Utara. Pernyataannya ini sebagai tanggapan atas pertemuan minggu lalu antara diplomat AS, Jepang, dan Korea Selatan beberapa waktu lalu.

Pertemuan itu menyerukan denuklirisasi Korea Utara setelah Kim Yo-jong baru-baru ini memamerkan kemampuan nuklir militernya dan persahabatannya dengan presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun, Kim Yo-jong bersikeras bahwa Barat keliru jika mereka percaya Korea Utara akan menyerahkan persenjataan nuklirnya. Ia bahkan menyebut jika AS dan sekutunya bisa terus berkhayal saja tentang hal itu.

"Psikologi cemas dan gugup AS, Jepang, dan Korea Selatan, yang berada dalam posisi di mana mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak gemetar dan meneriakkan slogan 'denuklirisasi' sementara tidak pernah tahu bahwa 'denuklirisasi' kita tidak lebih dari sekadar angan-angan yang mustahil, telah terungkap lagi tanpa filter apa pun," katanya seperti dilansir dari Mirror.

"Hanya dua bulan yang lalu, kami memperjelas betapa bodohnya tujuan AS untuk "denuklirisasi" Korea Utara, baik secara praktis maupun konseptual, yang membuatnya semakin mustahil dan tidak realistis," ia melanjutnya.

Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan akan menghubungi Kim Jong-un lagi untuk menghidupkan kembali diplomasi, tetapi Korea Utara belum menanggapi tawaran itu.

Keduanya bertemu tiga kali selama masa jabatan pertama Trump, tetapi diplomasi mereka dengan cepat runtuh karena ketidaksepakatan tentang penghentian sanksi yang dipimpin AS sebagai imbalan atas tindakan Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan misilnya.

Pernyataan Kim Yo-jong itu juga muncul sehari setelah Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan untuk mengusir sekelompok tentara Korea Utara yang telah melintasi perbatasan.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan sekitar 10 tentara Korea Utara, beberapa di antaranya membawa senjata, melanggar garis demarkasi militer di bagian timur perbatasan. Ketika Korea Selatan mengeluarkan peringatan dan melepaskan tembakan peringatan, mereka tidak membalas tembakan dan kembali ke Korea Utara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper