Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menegaskan negaranya akan meraih kemenangan dalam pertempuran "anti-imperialis dan anti-AS", bertepatan dengan peringatan gencatan senjata Perang Korea, lapor media pemerintah pada hari Minggu.
"Negara kita dan rakyatnya pasti akan mencapai tujuan mulia membangun negara yang kaya dengan militer yang kuat dan menjadi pemenang terhormat dalam konfrontasi anti-imperialis dan anti-AS," demikian dilaporkan kantor berita pemerintah KCNA, dilansir dari reuters.
Korea Utara sekarang berperang bersama Rusia dalam perang di Ukraina. Ribuan tentara Korea Utara dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia, sementara Pyongyang juga telah memasok amunisi kepada Rusia. Korea Selatan mengatakan bahwa mereka mungkin akan mengerahkan lebih banyak pasukan pada bulan Juli atau Agustus.
Kim juga mengunjungi tugu peringatan untuk menghormati para veteran perang 1950-53 termasuk Menara Persahabatan untuk mengenang tentara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang bertempur bersama Korea Utara, dan bertemu dengan tentara di resimen artileri untuk merayakan hari tersebut, kata media pemerintah KCNA.
Namun dalam pidato yang dibacakan pada hari Minggu pada upacara peringatan untuk menghormati para veteran Perang Korea di Washington, D.C., Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung berjanji untuk lebih mempererat aliansi negaranya dengan Amerika Serikat dan melindungi kebebasan dan perdamaian.
"Melalui upaya di berbagai bidang termasuk politik, ekonomi, keamanan, dan budaya, kami akan lebih memperkuat aliansi mulia Korea Selatan-AS yang ditempa dengan darah dan melakukan lebih banyak upaya untuk dengan tegas melindungi kebebasan dan perdamaian di Semenanjung Korea," kata Lee.
Baca Juga
Korea Utara menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Amerika Serikat dan China pada 27 Juli 1953, yang mengakhiri pertempuran dalam perang tiga tahun tersebut. Para jenderal AS menandatangani perjanjian tersebut mewakili pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sebelumnya mendukung Korea Selatan.
Korea Utara menyebut 27 Juli sebagai "Hari Kemenangan" meskipun gencatan senjata tersebut menetapkan batas wilayah yang membagi semenanjung Korea secara merata setelah kedua belah pihak telah membuat kemajuan besar selama perang. Korea Selatan tidak memperingati hari ini dengan peristiwa besar apa pun.