Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disebut Sebagai Negara Jahat Oleh Menlu AS, Korea Utara Berang

Korea Utara mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio baru-baru ini yang menyebut Pyongyang sebagai negara jahat.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri upacara peluncuran kapal selam serang nuklir taktis baru di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 8 September 2023. KCNA via REUTERS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri upacara peluncuran kapal selam serang nuklir taktis baru di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 8 September 2023. KCNA via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio baru-baru ini yang menyebut Pyongyang sebagai negara “jahat”, dan bersumpah untuk “tidak pernah mentolerir” provokasi apa pun yang dilakukan Washington. 

“Pernyataan Rubio yang kasar dan tidak masuk akal hanya menunjukkan secara langsung pandangan yang salah dari pemerintahan baru AS terhadap DPRK dan tidak akan pernah membantu mempromosikan kepentingan AS sesuai keinginannya,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Korea Central News Agency dikutip dari Bloomberg, Senin (3/2/2025). 

Adapun, DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.

Rubio menyebut Korea Utara sebagai salah satu negara jahat bersama dengan Iran yang harus dihadapi AS dalam sebuah wawancara di The Megyn Kelly Show di SiriusXM yang diposting online pada Kamis pekan lalu.

Pernyataan Rubio disampaikan beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengindikasikan kesediaannya untuk menghubungi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk melakukan perundingan baru. 

Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Trump mengadakan pertemuan puncak dengan Kim dengan harapan bahwa upaya diplomasi pribadinya dapat mengatasi permasalahan yang telah terjadi selama bertahun-tahun antara kedua belah pihak. 

Gagalnya perundingan mereka memperlihatkan betapa jauhnya perbedaan pendapat antara kedua belah pihak bahkan setelah pertemuan tatap muka.

Meskipun Kim belum secara langsung menyebut nama Trump sejak kemenangannya dalam pemilu pada November 2024 lalu, pemimpin Korea Utara tersebut mengatakan bahwa konfrontasi dengan negara-negara yang bermusuhan tidak dapat dihindari, dan dia menyerukan untuk meningkatkan “perisai nuklir” negara tersebut. 

Dalam pernyataan terpisah, Korea Utara mengecam rencana pertahanan rudal Trump, dengan mengatakan hal itu akan mengarah pada penempatan sistem senjata AS yang lebih canggih di wilayah tersebut.

“Kami tidak akan pernah mentolerir provokasi apa pun terhadap AS, yang selalu memusuhi DPRK dan akan memusuhi Korea Utara di masa depan, namun kami akan mengambil tindakan balasan yang keras seperti biasa,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper