Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Iran-Israel Bakal Pengaruhi Pilpres Amerika Serikat

Mantan Duta Besar Amerika Serikat Dino Patti Djalal menekankan bahwa konflik Iran-Israel akan memengaruhi sikap kelompok muslim di AS jelang pemilu tahun ini.
Gedung Putih atau White House di Washington DC, AS./ Bloomberg
Gedung Putih atau White House di Washington DC, AS./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) Dino Patti Djalal menekankan bahwa konflik antara Iran dan Israel juga memberikan pengaruh terhadap pemilihan presiden atau Pilpres Amerika Serikat.

Penyebabnya, terdapat suara dari negara bagian mengambang (swing state) yang berasal dari masyarakat muslim. Menurut Dino, kelompok tersebut melihat keputusan yang akan diambil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam setiap perkembangan situasi yang ada.

Dia menekankan bahwa berkaitan dengan politik pemilihan umum (pemilu) di AS, nasib Joe Biden bergantung pada swing state dari suara masyarakat muslim yang diyakini cukup menjadi penentu. Misalnya, di wilayah Michigan, Minnesota, Arizona, Wisconsin, Florida, Georgia, Nevada, dan Pennsylvania.

"Suara dari voter Arab atau muslim itu semakin berpengaruh dan bisa menentukan siapa yang akan menang apakah Donald Trump atau Biden jadi ini juga menjadi suatu demand," katanya dalam webinar bertajuk Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Senin (15/4/2024).

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa saat ini pemerintah AS memang tengah berhati-hati dalam memberikan sikap terhadap konflik Iran-Israel

"Mereka jelas mendukung Israel, tetapi untuk mendukung countermeasure, counter-retaliasi mereka sudah menyatakan tidak akan mendukung,” ucapnya.

Dino menekankan bahwa sikap politik memang memiliki andil cukup penting di Amerika Serikat. Sementara di Israel sendiri, bahkan sebelum serangan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu popularitasnya jauh merosot jauh sekali merosot akibat konflik.

"Orang bilang beberapa analisa bilang dengan serangan Iran ini, popularitasnya [Netanyahu] bisa kembali naik, karena dia memposisikan Israel sebagai korban, walaupun sebenarnya dia menyerang konsulat Iran di Syria," pungkas Dino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper