Bisnis.com, JAKARTA — Serangan langsung pertama Iran terhadap Israel pada akhir pekan lalu meningkatkan tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah dan memberikan dampak terhadap ekosistem aviasi atau penerbangan sejumlah negara.
Dikutip dari Bloomberg, konflik antara kedua negara ini mempersulit penerbangan di salah satu wilayah dengan lalu lintas udara terpadat di dunia. Maskapai pun terpaksa memilih jalan memutar yang panjang untuk penerbangan dari kota-kota seperti London atau Paris ke tujuan di Teluk Persia atau India.
Beberapa negara Timur Tengah termasuk Yordania, Irak, dan Lebanon, untuk sementara waktu juga menutup wilayah udara mereka selama akhir pekan karena Iran meluncurkan drone dan rudal.
Alhasil, baik Israel maupun Iran juga memberlakukan pembatasan lalu lintas penerbangan, yang mengharuskan maskapai penerbangan mengubah rute penerbangan, sehingga memperpanjang waktu penerbangan dan menambah biaya bahan bakar.
Tak hanya itu, maskapai penerbangan Eropa mengambil berbagai pendekatan pada hari Senin, dengan EasyJet Plc. menghentikan operasi dari dan menuju Tel Aviv, sementara British Airways Plc. masih mengoperasikan penerbangan ke Israel dan Yordania. Maskapai ini menghadapi gangguan pada akhir pekan ketika penerbangan menuju Yordania terpaksa berbalik arah karena penutupan wilayah udara.
Maskapai lain yang telah mengelilingi wilayah tersebut atau menghentikan layanan ke tempat-tempat seperti Israel dan Yordania termasuk Qantas Airways Ltd., Singapore Airlines Ltd., Air France, dan Deutsche Lufthansa AG.
Baca Juga
Air France mengatakan pihaknya berencana memulai kembali penerbangan ke Beirut pada Senin (15/4/2024) dan ke Tel Aviv pada Selasa (16/4/2024), menyusul pembukaan kembali wilayah udara Israel dan Lebanon.
Namun demikian, pihak Air France mengatakan perjalanan ke tujuan seperti Dubai, India dan Singapura akan mengalami peningkatan waktu penerbangan sebanyak 45 menit karena perubahan jadwal penerbangan. Mitra Belanda, KLM, mengatakan pihaknya telah membatalkan penerbangan ke Tel Aviv pada hari Senin.
"Air France menegaskan kembali bahwa keselamatan pelanggan dan krunya adalah prioritas utama. Perusahaan terus memantau perkembangan situasi geopolitik di wilayah yang dilayani dan dilewati oleh pesawatnya untuk memastikan tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan tertinggi," tertulis dalam pernyataan maskapai tersebut, dikutip dari Bloomberg, Senin (15/4/2024)
Di sisi lain, Qatar Airways dan Emirates melanjutkan beberapa layanan Timur Tengah yang ditangguhkan pada hari Minggu ketika wilayah udara dibuka kembali.
Wilayah udara Iran sering digunakan oleh maskapai penerbangan yang melakukan perjalanan antara Eropa dan India atau Asia Tenggara. Wilayah udara di Timur Tengah penuh dengan risiko dan kompleksitas.
Maskapai penerbangan menghadapi serangkaian tantangan setelah invasi Rusia ke Ukraina yang memutus akses bagi banyak maskapai penerbangan sehingga memaksa pengalihan jangka panjang yang masih terjadi hingga saat ini.
Sebelumnya, dalam serangan Israel ke Gaza, Palestina, maskapai penerbangan menghadapi sejumlah gangguan yang terutama berpusat di Tel Aviv, membatalkan penerbangan masuk atau keluar wilayah tersebut.
Israel menutup jalur udara di wilayah pendudukannya untuk rute domestik dan internasional pada Sabtu (13/4/2024), sebelum membukanya kembali pada Minggu (14/5/2024) pagi. Lebanon dan Irak juga melanjutkan penerbangan di wilayah mereka.
Pengalihan perhatian terbaru ini terjadi ketika Israel dan sekutunya, yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), menangkis tanggapan Iran terhadap dugaan serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Suriah pada Senin (1/4/2024), yang menewaskan seorang komandan militer utama. Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukannya menyita sebuah kapal kontainer yang terkait dengan Israel di dekat Selat Hormuz.
Beberapa hari sebelumnya, Grup Lufthansa menangguhkan penerbangan ke beberapa kota di Timur Tengah. Kelompok tersebut, yang maskapai penerbangannya mencakup maskapai penerbangan Jerman Lufthansa, Austrian Airlines dan Swiss International Air Lines, mengatakan pada Minggu (14/4/2024) bahwa mereka akan melanjutkan penerbangan ke Tel Aviv, Erbil di Irak dan Amman pada hari Selasa, sementara penerbangan ke Beirut dan Teheran akan terus dihentikan sampai setidaknya 18 April 2024.
Qantas untuk sementara waktu menyesuaikan penerbangan langsung Perth—London untuk singgah di Singapura guna memperhitungkan bahan bakar tambahan yang diperlukan untuk melakukan rute ulang di wilayah yang bergejolak tersebut.
Singapore Air mengatakan penerbangannya tidak melintasi wilayah udara Iran. Cathay Pacific Ltd. mengawasi situasi di Timur Tengah dengan cermat, tetapi operasinya tetap normal, kata seorang juru bicara melalui pesan teks pada hari Minggu.