Bisnis.com, JAKARTA — Iran dikabarkan melakukan komunikasi dengan pemerintahan Turki sebelum melaksanakan rencana operasi untuk melawan Israel.
Dilansir dari Reuters, kabar tersebut diketahui telah disampaikan melalui saluran diplomatik, yang bertujuan untuk membatasi eskalasi di Timur Tengah sehingga tindakan apa pun yang diambil harus dalam batas-batas tertentu.
Kendati demikian, meskipun Turki turut mengecam Israel atas kampanyenya di Gaza, Palestina tetapi pemerintahannya menyatakan sikap bahwa mereka tidak ingin adanya ketegangan lebih lanjut di wilayah tersebut.
Dalam laporan tersebut, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian pada Minggu (14/4) melaporkan bahwa Iran memberikan pemberitahuan 72 jam kepada Negara-negara tetangga dan sekutu Israel, Amerika Serikat tentang rencana serangan.
"Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan telah berbicara dengan rekan-rekannya di Amerika Serikat (AS) dan Iran dalam seminggu terakhir untuk membahas rencana operasi Iran, dan menambahkan bahwa Ankara telah diberitahu tentang kemungkinan perkembangannya," ujar sumber Turki, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, dikutip dari Reuters pada Senin (15/4/2024).
Selain itu, pada awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pun juga melakukan komunikasi dengan Fidan untuk menjelaskan bahwa eskalasi di Timur Tengah bukanlah kepentingan siapa pun.
Baca Juga
"Iran memberi tahu kami sebelumnya tentang apa yang akan terjadi. Kemungkinan perkembangan juga muncul selama pertemuan dengan Blinken, dan mereka [AS] menyampaikan kepada Iran melalui kami bahwa reaksi ini harus dalam batas tertentu," kata sumber tersebut.
Iran, yang bertetangga dengan Turki, telah bersumpah akan membalas apa yang disebutnya dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus pada 1 April yang menewaskan tujuh petugas Korps Garda Revolusi Islam.
Kementerian luar negeri Turki kemudian mengkonfirmasi kontak tersebut melalui sebuah pernyataan, dan mengatakan bahwa Ankara telah menyerukan untuk menahan diri dan memperingatkan akan terjadinya perang regional jika ketegangan semakin meningkat.
Dikatakan Ankara akan melanjutkan upaya untuk mencegah konflik dan eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut.
Sementara itu, sumber keamanan Turki mengatakan Kepala CIA William Burns telah berbicara dengan Ibrahim Kalin, Kepala Badan Intelijen MIT Turki, selama liburan Idul Fitri dan memintanya untuk bertindak sebagai 'mediator' dalam ketegangan Israel-Iran.
Keduanya juga membahas upaya gencatan senjata di Gaza, kata sumber Reuters, tanpa menjelaskan lebih lanjut.