Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang Gaza mengatakan bahwa menjatuhkan paket bantuan kemanusiaan dari pesawat melalui jalur udara, bukanlah pilihan terbaik untuk memerangi kelaparan di Gaza, Palestina.
Pihaknya meminta agar membuka pos pemeriksaan di perbatasan untuk memberikan akses masuknya 1.000 truk bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza.
“Menjatuhkan bantuan bukanlah cara terbaik untuk mengakhiri kelaparan di Jalur Gaza,” katanya, pada saluran televisi Al Jazeera, dikutip Kamis (7/3/2024).
Yordania dan Amerika Serikat (AS) sebelumnya menjatuhkan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza lewat udara, dari pesawat tempur.
Sejumlah organisasi kemanusiaan turut mengecam metode tersebut sebagai sebuah metode yang mahal dan tidak efisien.
“Satu-satunya solusi yang dapat menghentikan kelaparan adalah dengan membuka pos pemeriksaan [di perbatasan dengan Jalur Gaza] dan membiarkan 1.000 truk bantuan kemanusiaan memasuki daerah tersebut setiap hari,” ujar otoritas Gaza.
Baca Juga
Juru Bicara pemerintah Gaza telah memperingatkan sebelumnya bahwa situasi di Gaza benar-benar memburuk akibat kelaparan, dan kekurangan makanan.
“Kami memperingatkan tentang memburuknya krisis terkait kelaparan di Jalur Gaza, terutama di wilayah Utara,” katanya.
Otoritas Gaza menyatakan bahwa tentara pendudukan Israel telah menghambat pengiriman bantuan untuk masuk ke Jalur Gaza Utara, sehingga membahayakan nyawa 700.000 orang.
"Ini adalah hukuman mati bagi orang-orang di sini. Kami mendesak agar pos pemeriksaan Rafah segera dibuka untuk menyalurkan bantuan dan bahan bakar ke Jalur Gaza," ucapnya.
Pihaknya menyerukan organisasi internasional untuk melanjutkan pemberian bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza bagian Utara.