Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Quick Count Bukan Patokan, Sudirman Said: Masih Prediksi Bukan Hasil Konstitusional

Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menanggapi perolehan suara hitung cepat atau quick count pada Pilpres 2024.
Calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan (ketiga kiri) dan Muhaimin Iskandar (ketiga kanan) berfoto bersama Kapten Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Muhammad Syaugi Alaydrus (kedua kiri), Wakil Kapten Sudirman Said (kedua kanan), Bendahara Gede Widiade (kanan), Sekjen Novita Dewi (kiri) saat deklarasi susunan tim kampanye di Jalan Diponegoro Nomor 10, Jakarta, Selasa (14/11/2023). Koalisi Perubahan mengumumkan susunan tim kampanye yang akan
Calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan (ketiga kiri) dan Muhaimin Iskandar (ketiga kanan) berfoto bersama Kapten Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Muhammad Syaugi Alaydrus (kedua kiri), Wakil Kapten Sudirman Said (kedua kanan), Bendahara Gede Widiade (kanan), Sekjen Novita Dewi (kiri) saat deklarasi susunan tim kampanye di Jalan Diponegoro Nomor 10, Jakarta, Selasa (14/11/2023). Koalisi Perubahan mengumumkan susunan tim kampanye yang akan

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menanggapi perolehan suara hitung cepat atau quick count pada Pilpres 2024.

Dalam quick count sendiri, pasangan dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming mendapatkan suara diatas 50%.

Melihat hal ini, Co-Captain Timnas AMIN, Sudirman Said menilai bahwa hasil quick count masih bersifat prediksi dan bukan bersifat konstitusional.

“Karena semuanya masih berupa prediksi bukan merupakan hasil-hasil yang secara konstitusional memang yang sudah konkret," kata Sudirman di Sekretariat Koalisi Perubahan, Kamis (15/2/2024).

Sudirman menila bahwa amat terlalu dini jika menjadikan hasil quick count sebagai alat untuk menyimpulkan elektoral.

Maka dari itu, pihaknya masih menunggu hasil resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Lebih lanjut, eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini menyinggung film dokumenter berjudul Dirty Vote yang mengungkap kecurangan pemilu. 

Menurutnya, film tersebut hanya membagikan sebagian kecil dari situasi yang saat ini tengah terjadi.

"Ya itu dokumenter, bukan fitnah bukan apa tapi, rekaman fakta dan fakta yang diulas atau ditata dengan sangat baik, dari segi seni mau pun subtansi. Tapi kita mengalaminya dan hari-hari kita sedang ditambahkan ditambahi bukti-bukti bahwa pemilu kita memang banyak masalah yang harus dibereskan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper