Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

14 Kapal Rusia Terjebak Berminggu-minggu di Korsel, Imbas Sanksi AS

Sebanyak 14 kapal Rusia yang mengangkut 10 Juta Barel Minyak terjebak di Korea Selatan imbas kebijakan AS.
Ilustrasi Kapal tanker /soechi
Ilustrasi Kapal tanker /soechi

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari selusin kapal tanker Rusia yang memuat 10 juta barel minyak mentah kelas Sokol telah terdampar di lepas pantai Korea Selatan selama berminggu-minggu. 

Mengutip Reuters, Sabtu (27/1) menurut dua data pedagang dan pengiriman, minyak Rusia tersebut sejauh ini tidak terjual lantaran adanya sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan masalah pembayaran. 

Volume tersebut setara dengan 1,3 juta metrik ton, yakni mewakili lebih dari satu bulan produksi proyek Sakhalin-1, yang pernah menjadi perusahaan andalan perusahaan besar Negeri Paman Sam, yakni Exxon Mobil yang keluar dari Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina. 

Dapat diketahui, Sakhalin-1 adalah salah satu kesepakatan pasca-Soviet pertama di Rusia yang dibuat berdasarkan perjanjian bagi hasil. Ketika Exxon Mobil meninggalkan pada tahun 2022, produksi menurun hingga hampir nol dan masih belum sepenuhnya pulih sejak itu. 

Kesulitan dalam menjual minyak kelas Sokol adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Rusia, sejak negara-negara Barat memberlakukan sanksi. Hal ini menjadi salah satu  gangguan paling serius dalam dua tahun terakhir terhadap ekspor minyak Rusia.

AS juga menyatakan keinginannya untuk menerapkan sanksi guna mengurangi pendapatan bagi Presiden Vladimir Putin dan ‘mesin perangnya’ di Ukraina, namun tanpa mengganggu pasokan energi Rusia ke pasar global.

Adapun, pada tahun lalu, AS memberlakukan sanksi terhadap beberapa kapal dan perusahaan yang terlibat dalam pengangkutan Sokol.

Menurut data dari LSEG, Kpler, dan pedagang, hingga Jumat (26/1), sejumlah kapal yang membawa Sokol terdampar di sekitar pelabuhan Yosu, Korea Selatan, termasuk 11 kapal Aframax dan tiga kapal VLCC yang sangat besar. 

Jumlah minyak yang disimpan di dalam tangki kapal mewakili 45 hari produksi Sakhalin-1 yang rata-rata menghasilkan 220.000 barel per hari.

Data menunjukkan bahwa VLCC sebelumnya menerima minyak dari beberapa kapal Aframax melalui pengiriman antar kapal. Dengan memasok minyak dalam jumlah besar dari kapal yang lebih kecil ke kapal yang lebih besar dapat menghemat biaya pengangkutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper