Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Houthi di Yaman telah berjanji bahwa tidak akan menyerang kapal-kapal Rusia, China, dan Jerman di Laut Merah.
Anggota politbiro Houthi Mohammed al-Bahiti mengatakan bahwa hal itu berlaku untuk kapal yang tidak terkait dengan rezim Zionis Israel.
"Kapal-kapal China dan Rusia tidak menjadi sasaran. Mereka bukan target kami. Begitu juga dengan kapal-kapal Jerman," katanya, dilansir TASS, Selasa (23/1/2024).
Pada saat yang sama, pejabat Houthi juga mengatakan bahwa akan memperluas aksi militernya setelah serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap sasaran di Yaman.
“Serangan juga mungkin terjadi pada kapal perang. Operasi militer kami akan terus berlanjut hingga genosida di Gaza berhenti dan hingga penduduknya menerima makanan, obat-obatan, dan bahan bakar," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa tujuan utamanya bukan untuk menenggelamkan kapal kargo di Laut Merah, melainkan memaksa kapal mengubah rute sehingga meningkatkan kerugian ekonomi perusahaannya.
Baca Juga
“Semua negara harus bekerja sama dengan kami untuk menghentikan kejahatan di Gaza. Niat kami benar,” tegasnya.
Menyusul meningkatnya konflik Hamas-Israel di Jalur Gaza, Houthi telah memperingatkan bahwa akan melancarkan serangan di wilayah Israel sambil melarang kapal-kapal yang terkait dengan negara Yahudi tersebut melewati perairan Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb.
Houthi menegaskan bahwa hal itu akan terus dilakukan sampai Israel menghentikan operasi militernya terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Seperti diketahui, pesawat dan kapal selam AS dan Inggris untuk pertama kalinya menyerang sasaran Houthi di Yaman, termasuk Sana'a dan Hodeidah, pada 12 Januari 2024.
Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa serangan itu terjadi sebagai respons langsung terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Pemerintah AS mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan lokasi peluncuran roket dan kendaraan udara tak berawak (drone), serta stasiun radar milik Houthi di Yaman.