Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa negaranya akan terus menyerang kelompok Houthi hingga mereka menghentikan serangan terhadap kapal-kapal pengiriman yang melintas, termasuk di Laut Merah.
Mengutip Reuters, Senin (17/3/2025), pernyataan tersebut disampaikan AS, di kala Houthi juga menyatakan bahwa mereka dapat meningkatkan serangan sebagai respons terhadap serangan mematikan di Yaman sehari sebelumnya.
Pasalnya, pada Minggu (16/3) menurut pejabat AS, pesawat tempur Negeri Paman Sam menembak jatuh 11 pesawat nirawak Houthi. Pasukan AS juga melacak sebuah rudal yang jatuh di lepas pantai Yaman, namun tidak menganggapnya sebagai ancaman.
Adapun, Menurut data Kementerian Kesehatan yang dikuasai Houthi, serangan udara AS menewaskan sedikitnya 53 orang. Operasi militer tersebut disebut sebagai yang terbesar di Timur Tengah sejak masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Lebih lanjut, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dalam acara Sunday Morning Futures di Fox News menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut.
“Begitu Houthi mengatakan mereka akan berhenti menembaki kapal kami, kami akan berhenti menembaki drone mereka. Kampanye ini akan berakhir, tetapi sampai saat itu, serangan akan terus berlanjut tanpa henti," ucapnya.
Baca Juga
Houthi Ancam Tingkatkan Eskalasi
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi menegaskan bahwa kelompoknya akan terus menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah selama serangan terhadap Yaman berlanjut.
"Jika mereka melanjutkan agresinya, kami akan melanjutkan eskalasi," ujarnya dalam pidato yang ditayangkan televisi.
Biro politik Houthi menyebut serangan udara AS sebagai kejahatan perang, sementara Rusia mendesak Washington untuk menghentikan serangan tersebut.
Kemudian, Juru bicara militer Houthi mengklaim dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa kelompoknya telah melancarkan serangan kedua terhadap kapal induk AS, USS Harry S. Truman, di Laut Merah.