Bisnis.com, JAKARTA - Anies Baswedan dan Prabowo Subianto terlibat saling sindir dalam debat calon presiden yang berlangsung akhir pekan lalu. Anies menyoroti kepemilikan aset Prabowo, terutama tanah seluas 340.000 hektare dan dugaan adanya main mata dalam pengadaan alutsista.
Sedangkan Prabowo menyindir Anies sebagai pemimpin atau orang yang cuma omong-omong saja yang kemudian diplesetkan menjadi 'omon-omon'. "Enggak cukup omon,omon, omon," begitu kata Prabowo dalam debat Minggu pekan lalu.
Menariknya, saling sindir antara Anies dan Prabowo itu masih terus terjadi pasca debat. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bahkan membuka kembali cerita lama Anies Baswedan.
Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Saleh Partaonan Daulay mengemukakan capres Anies Baswedan hanya pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta menjadi Gubernur DKI Jakarta, tidak seperti Prabowo Subianto yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
"Anies Baswedan ini adalah menteri yang diberhentikan oleh Presiden Jokowi. Kenapa diberhentikan? Jawabannya tentu Jokowi yang tahu. Tetapi, secara umum, pastilah karena tidak mampu dan tidak dibutuhkan," tuturnya di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Selain itu, Saleh juga mengatakan bahwa Anies Baswedan sempat didukung Prabowo Subianto saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun sayangnya, Anies dianggap gagal dalam memimpin Ibukota DKI Jakarta.
Baca Juga
Saleh juga protes dengan pemberian nilai 11 dari 100 Anies kepada Prabowo. Menurut Saleh, penilaian tersebut tidak memiliki tolok ukur yang jelas. Padahal, selama ini semua purnawirawan TNI tidak ada yang memberi penilaian seperti Anies kepada Prabowo.
"Kalau mau jujur, banyak kegagalan yang terjadi di Jakarta. TKN tahu betul soal itu dan punya datanya. Bukan data asal-asalan. Namun, TKN tidak mau membuka soal itu. Makanya tetap fokus dengan tawaran visi-misi dan program," katanya.
Aksi Saling Sindir
Sebelumnya, dalam debat capres ketiga, Anies dan Prabowo terlibat saling kritik terkait dengan capaian dan gagasan pada bidang pertahanan.
Aksi saling sindir itu terjadi dalam debat calon presiden alias capres tadi malam. Awalnya, Anies menyinggung tentang kepemilikan tanah Prabowo sebanyak 340.000 hektare. Prabowo tidak tinggal diam. Dia mengatakan bahwa Anies salah data.
“Mungkin ada yang asal bicara tanpa data, ya kan, mungkin didorong oleh ambisi yang menggebu-gebu sehingga tidak objektif,” kata Prabowo dalam Debat Capres ke-3,Minggu (7/1/2024).
Menurut Prabowo, data-data yang disebutkan pasangan calon (paslon) nomor urut 1 salah. Sebelumnya, Anies menyebutkan sejumlah data,serangan virus yang mengorbankan 160.000 orang.
Kemudian, Anies menyebutkan serangan siber sebanyak 800 juta serangan, perdagangan manusia dan perdagangan anak yang menyeret korban sebanyak 3.000 orang dan narkoba 4,8 juta orang yang terpapar narkoba.
Padahal, menurut Anies, nyaris separuh tentara RI tidak memiliki rumah dinas, sementara Menteri Pertahanan, yakni Prabowo Subianto, memiliki aset tanah lebih dari 340 hektare.
Berkenaan dengan aset tanah milik Prabowo, Anies memberi koreksi bahwa yang dimaksudnya yaitu 340.000 hektare. Namun, koreksian tersebut pun dinilai salah oleh Prabowo.
“Saya mengklarifikasi tadi data yang meleset, maaf Pak Prabowo, bukan 340 hektare, tetapi 340.000 hektare,” ujar Anies.