Bisnis.com, JAKARTA -- Isu kebijakan pembelian alat utama sistem senjata atau alutsista bekas menjadi salah satu tema yang digunjingkan dalam debat calon presiden alias capres semalam.
Capres nomor 1 Anies Baswedan dan capres nomor 3 Ganjar Pranowo, kompak mengkritisi kebijakan yang muncul pada era Menteri Pertahanan sekaligus capres nomor 3, Prabowo Subianto.
Alutsista bekas dinilai sangat tidak layak dan membahayakan para penerbang tempur TNI AU. Sebaliknya Prabowo menegaskan bahwa pembelian Mirage 2000-5 telah sesuai kebutuhan. Masa pakainya juga masih 15 tahun. Sehingga, tepat untuk mengawal transisi kepada jet tempur yang lebih canggih.
Sekadar informasi, Kementerian Pertahanan (Kemhan) mendapat banyak sorotan usai memutuskan untuk mengakuisisi 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas pakai Angkatan Perang Qatar.
Dalam keterangannya Juni 2023 lalu, pihak Kemhan berdalih bahwa pengadaan itu merupakan opsi paling realistis untuk mempertahankan kemampuan tempur Angkatan Udara (AU) Indonesia. AU Indonesia saat ini mengoperasikan sejumlah pesawat yang usianya telah memasuki batas pakai.
Pada era Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu atau periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia dikabarkan akan mengakuisisi pesawat tempur asal Rusia SU-35. Namun pengadaan itu terkendala lantaran adanya bayang-bayang sanksi dari Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
"Dimana sampai dengan saat ini rencana penggantian pesawat F-5 Tiger berupa pesawat SU-35 Sukhoi terkendala dengan ancaman sanksi CATSA dan OPAC List dari pihak Amerika Serikat," tulis keterangan resmi Kemhan dikutip Jumat (16/6/2023).
Kemhan sejatinya telah berupaya mengupgrade pesawat-peawat tempur untuk mengatasi menurunnya kemampuan tempur udara RI.
Kemhan memiliki rencana upgrade dan Overhaul/repair pada pesawat SU-27/30, Hawk 100/200 dan F-16 dimana hal ini sesuai dengan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan.
Namun pelaksanaan upgrade dan overhaul/repair pesawat tersebut di atas akan menyebabkan penurunan kesiapan pesawat tempur TNI AU.
Sesuai dengan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan, selain pelaksanaan upgrade dan Overhaul/repair pada pesawat SU-27/30, Hawk 100/200 dan F-16 juga terdapat pembelian Alutsista berupa Pesawat baru seperti pesawat Dassault Rafale dan F-15 Super Eagle.
Namun berdasarkan kontrak, dinyatakan bahwa kedatangan 3 pesawat Rafale pertama baru akan terlaksana pada bulan Januari 2026, sementara itu kontrak pesawat F-15 masih dalam tahap pembahasan Letter of Offer and Acceptance oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Akuisisi Mirage 2000-5
Adapun pengadaan (A) MRCA/Mirage 2000-5 beserta dukungannya dilaksanakan berdasarkan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022 tentang PSP Tahun 2022 untuk (A) MRCA / Mirage 2000-5 (Beserta Dukungannya) sebesar US$ 734.535.100.
Pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar EUR 733,000,000.00 dengan penyedia Excalibur International a.s., Czech Republic. Direncanakan pesawat akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif dan akan ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
Materiil kontrak tersebut meliputi 12 MIRAGE 2000-5 Ex. Qatar Air Force (9 Single Seat And 3 Double Seat, 14 Engine and T-cell, Technical Publications, GSE, Spare, Test Benches, A/C Delivery, FF & Insurance, Support Service (3 Years), Training Pilot And Technician, Infrastructure, dan Weaponary. Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak.