Bisnis.com, JAKARTA - Keberpihakan terhadap perempuan menjadi salah satu program prioritas yang diusung oleh pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Ganjar-Mahfud memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan dan meningkatkan perlindungan terhadap perempuan sebagai kelompok rentan yang seringkali masih mengalami tindak diskriminatif dan kekerasan.
"Kami berikan afirmasi ke kelompok rentan, yakni kelompok perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak, manula, mereka butuh perhatian lebih. Ini cara kami membangun, melibatkan mereka tanpa meninggalkan mereka. No one left behind," ujar Ganjar.
Salah satu bentuk keseriusan Ganjar-Mahfud dalam memajukan perempuan akan diwujudkan melalui program Kartini Maju. Paslon nomor urut 3 ini memberikan dukungan penuh pilihan perempuan di semua bidang pekerjaan dan profesi.
Ganjar-Mahfud berjanji akan memperkuat daya tawar perempuan dalam relasi kerja dan memperluas cuti melahirkan bagi ibu dan ayah dengan upah serta tunjangan 100%. Keduanya juga berkomitmen untuk menyejahterakan pekerja perempuan dan menurunkan kesenjangan upah perempuan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kesenjangan upah buruh menurut jenis kelamin (gender wage gap) di Indonesia sebesar 22,09% pada 2022. Angka ini meningkat 1,7% poin dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 20,39%.
Angka tersebut menunjukkan bahwa rata-rata upah buruh laki-laki 22,09% lebih tinggi dibandingkan buruh perempuan. Secara terperinci, upah buruh laki-laki sebesar Rp3,33 juta, sementara buruh perempuan meraih penghasilan senilai Rp2,59 juta.
Tak hanya itu, pemajuan perempuan dalam bidang ekonomi juga akan diwujudkan dengan penguatan usaha produktif kaum perempuan dalam mengelola sumber daya ekonomi lokal melalui pemberdayaan, penataan kelembagaan, akses permodalan, bantuan teknologi, hingga akses pasar.
Lalu, memperkuat industri rumah tangga dan memfasilitasi akses pemanfaatan digital kepada perempuan di seluruh pelosok tanah air, serta memperluas dan memperkuat akses pendanaan bagi aktivitas ekonomi produktif perempuan.
Sementara itu, peningkatan perlindungan terhadap perempuan juga tak luput dari perhatian Ganjar-Mahfud. Keduanya berkomitmen mewujudkan legislasi dan anggaran yang memadai untuk pembentukan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di seluruh lembaga. Komitmen ini menjadi bagian dari program Jaga Teman.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat, sebanyak 25.050 perempuan menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah tersebut meningkat 15,2% dari tahun sebelumnya sebanyak 21.753 kasus.
Menurut usianya, 30,3% perempuan yang menjadi korban kekerasan berusia 25-44 tahun. Ada pula 30% perempuan yang menjadi korban kekerasan berusia 13-17 tahun.
Dilihat dari tempat kejadian, 58,1% kekerasan terhadap perempuan terjadi di lingkup rumah tangga. Kemudian, 24,9% kekerasan terhadap perempuan terjadi di tempat lainnya.
"Jaga Teman memberikan pemahaman pentingnya berpihak pada korban serta dukungan anggaran yang nyata kepada satgas anti kekerasan berbasis gender dan perundungan di seluruh lembaga," tulis Ganjar-Mahfud dalam visi dan misinya.
Selain itu, dalam mewujudkan misi Perempuan Maju dan Anak Sejahtera, Ganjar-Mahfud juga mengusung program untuk memperbanyak tempat penitipan anak. Keduanya berjanji akan memperbanyak tempat penitipan anak yang berkualitas, baik di sektor formal maupun di sektor informal, sehingga orang tua tidak perlu khawatir.