Bisnis.com, JAKARTA — Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kian menohok jelang masa kampanye Pemilu 2024.
Kritik hingga sindiran terlontar dari mulut Presiden ke-5 Ri terhadap penguasa saat ini. Meskipun tidak disebutkan siapa penguasa yang dimaksud, sindiran itu tampaknya mengarah ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jika melihat ke belakang, 'pengkhianatan' Jokowi dan keluarga menjadi pemicu perang dingin antara bos partai banteng moncong putih dan pemerintah, serta lawan politiknya.
Pertama, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep merapat ke Partai Solidaritas Indonesia. Bukan sebagai kader biasa, Kaesang yang langsung didapuk sebagai Ketua Umum, memutar haluan mendukung Prabowo-Gibran.
Kemudian, manuver sang kakak, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres juga sangat kontroversial. Politisi hingga mahasiswa tercatat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mengubah batas minimal capres dan cawapres yang semula 40 tahun menjadi 35 tahun.
Singkat cerita, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 memuluskan Gibran yang saat ini belum genap berusia 40 tahun menjadi cawapres Prabowo Subianto, pesaing utama Ganjar Pranowo - Mahfud MD, paslon usungan koalisi PDIP.
Baca Juga
Terkini, baliho Ganjar-Mahfud dicopot sepihak di beberapa tempat membuat Megawati semakin naik pitam.
Akhirnya, pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin (27/11/2023), Megawati menyindir habis-habisan pemerintah yang dinilainya menghalalkan semua cara untuk 'melanggenggkan' kekuasaan.
Berikut ini adalah pernyataan keras Megawati dalam Rakornas:
Penguasa Saat Ini Bak Order Baru
Megawati geram karena penguasa saat ini yang dinilainya semakin mirip dengan era order baru.
"Republik ini penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" ujar Megawati.
Pernyataan tersebut disampaikan Megawati lantaran jengkel, merasa kini tidak dihargai.
"Bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," jelasnya.
Tantangan Megawati
Dalam acara yang sama, Megawati menyindir pihak yang seakan hanya menginginkan kekuasaan. Meskipun tidak menyebutkan siapa pihak yang dimaksud, tetapi Megawati menantang pihak itu untuk menghadapinya.
"Kelompok-kelompok mau melakukan kekuatan-kekuatan kekerasan kepada rakyat Indonesia, terus terang lho, hadapi saya, hadapi saya, hadapi saya," jelas Megawati.
Bahkan, Megawati menegaskan bahwa penguasa saat ini sudah melenceng dari cita-cita para founding father dengan bertindak yang mengarah pada pemuasan rasa haus akan kekuasaan.
"Orang tua saya, kakek-nenek saya, mengalirkan darahnya untuk membangun negeri ini, lalu kalian seenaknya saja hanya mau dengan kekuasaan, untuk kekuasaan, no [tidak]!" ujar Megawati.
Sindir Penguasa yang Haus Jabatan
Megawati secara blak-blakan Soekarnoputri menyindir penguasa yang tidak mau mengikuti aturan pembatasan jabatan dua periode seperti semangat Reformasi 1998.
Pernyataan itu Megawati sampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Senin (27/11/2023).
"Dulu, Reformasi itu apa sih? Kan mengubah, mengubah jabatan seorang pemimpin supaya ada batas waktu. Ya sudah, itu bagian dari amandemen dan itu bagian yang diputuskan. Ya sudah lah, aturan itu mbok diikuti, jangan dilanggar-langgar," ujar Megawati.
Meski demikian, presiden ke-5 RI ini juga mengingatkan kepada para relawan dan kadernya agar juga tidak melanggar aturan pembatasan jabatan itu.
"Tapi kalian juga jangan melanggar, iya nanti giliran semprit [heboh], tapi kalian juga maling, aduh," kata Megawati.