Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Keluhkan Perlakuan Hakim Sidang Kasus Penipuan di New York

Donald Trump mengeluhkan ‘perlakuan tidak adil’ oleh hakim dalam kesaksiannya pada sidang penipuan perdata tentang bisnisnya di New York.
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang didakwa terkait dengan upaya untuk membatalkan kekalahannya dalam Pilpres AS 2020, menghadap wartawan ketika meninggalkan Washington di Bandara Nasional Reagan Washington di dekat Arlington, Virginia, AS, 3 Agustus 2023/REUTERS
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang didakwa terkait dengan upaya untuk membatalkan kekalahannya dalam Pilpres AS 2020, menghadap wartawan ketika meninggalkan Washington di Bandara Nasional Reagan Washington di dekat Arlington, Virginia, AS, 3 Agustus 2023/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Donald Trump mengeluhkan ‘perlakuan tidak adil’ oleh hakim dalam kesaksiannya pada sidang penipuan perdata tentang bisnisnya di New York, Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/11/2023), sampai membuat hakim sidang itu mengancam akan mempersingkat kesaksiannya.

Ketika ditanyai tentang praktik akuntansi perusahaannya, mantan presiden AS tersebut membuat marah Hakim Arthur Engoron, yang tengah mempertimbangkan apakah akan menjatuhkan denda ratusan juta dolar atau hukuman lain yang dapat melumpuhkan kerajaan real estate milik Trump.

Engoron memperingatkan Trump, calon terdepan dari nominasi Partai Republik pada Pilpres AS 2024, bahwa dia mungkin akan mencopot Trump dari kursi saksi jika tidak menjawab pertanyaan secara langsung.

"Bisakah kamu mengendalikan klienmu? Ini bukan rapat umum politik, ini ruang sidang," Engoron bertanya kepada pengacara Trump, Christopher Kise, dilansir dari CNA pada Selasa (7/11/2023).

Selama kurang lebih empat jam menjadi saksi, Trump disebut sering menghindari jawaban langsung dan malah banyak berbicara tentang properti dan kekayaannya. Dia menuduh Jaksa Agung New York Letitia James, yang merupakan anggota Demokrat, telah menargetkan Trump demi memajukan karir politiknya sekaligus menuduh Engoron merendahkan nilai propertinya.

“Saya kira kasus ini memalukan. Banyak orang yang meninggalkan New York justru karena hal seperti ini. Ini campur tangan pemilu karena anda ingin saya tetap berada di gedung pengadilan," kata Trump

Baik Engoron maupun Trump berulang kali menyuarakan pendapat mereka ketika sang hakim berusaha mencegah Trump menggunakan pengadilan untuk menyampaikan keluhannya.

"Saya di sini bukan untuk mendengarkan apa yang dia katakan. Saya di sini untuk mendengarkan dia menjawab pertanyaan. Silakan duduk," kata Engoron kepada Alina Habba, salah satu pengacara Trump.

Habba kemudian mengatakan kepada hakim bahwa pihaknya akan meminta pembatalan sidang, meskipun kecil kemungkinan mereka akan berhasil.

Engoron telah menyatakan Trump, dua putranya, dan 10 perusahaan yang dimiliki bertanggung jawab atas penipuan. Keputusan Engoron dapat menghilangkan kendali Trump atas beberapa propertinya yang paling terkenal, meskipun perintah tersebut ditangguhkan selama proses banding.

Di tengah keributan tersebut, Trump mengakui bahwa dia terlibat dalam beberapa dokumen yang menjadi inti kasus penipuan, di mana pengacara negara bagian New York mengatakan bahwa perusahaannya menggelembungkan nilai menara apartemen, lapangan golf, dan aset lainnya untuk memperoleh persyaratan pembiayaan yang lebih baik.

Trump mengakui bahwa perkiraan tersebut tidak selalu akurat. Beberapa properti, seperti properti miliknya di Mar-a-Lago dan lapangan golf Doral di Florida, dinilai terlalu rendah. Sementara properti lainnya seperti kediaman Trump Tower di New York dan properti Seven Springs miliknya di utara kota dinilai terlalu tinggi.

Dia mengatakan hal itu tidak menjadi masalah karena perkiraan itu disebut tidak akurat dan pemberi pinjamannya, Deutsche Bank, lebih peduli dengan jumlah uang tunai yang dia miliki.

“Saya sudah punya banyak uang tunai sejak lama,” kata Trump.

Pengacara negara bagian New York mengatakan dalam gugatan bahwa perkiraan tersebut menipu pemberi pinjaman dan perusahaan asuransi, sehingga menghasilkan lebih dari US$100 juta dan melebih-lebihkan kekayaannya sebesar US$2 miliar.

Trump menuduh otoritas hukum terlalu memperhatikan bisnisnya setelah dia memenangkan pemilihan presiden tahun 2016.

“Ini persidangan yang sangat tidak adil, sangat-sangat tidak adil, dan saya berharap masyarakat menyaksikan,” imbuhnya kemudian.

Pada satu titik, Engoron meminta Kise untuk membawa Trump ke belakang ruang sidang dan "menjelaskan aturannya".

"Mantan dan calon presiden Amerika Serikat memahami peraturannya," jawab Kise.

Adapun, berbeda dengan empat kasus pidana lain yang dihadapi Trump, persidangan perdata kali ini tidak mengancam penjara sebagaimana saat dia berupaya untuk kembali ke Gedung Putih.

James ‘hanya’ menuntut denda sebesar US$250 juta, serta pembatasan yang akan mencegah Trump dan putranya Eric dan Donald Jr untuk melakukan bisnis di negara bagian asal mereka.

Dia mengatakan bahwa Trump akan menghadapi hukuman atas apa yang dia sebut sebagai “penipuan yang berulang dan konsisten terhadap warga New York”.

Mantan pengacara dan pemecah masalah Trump, Michael Cohen, telah bersaksi bahwa Trump mengarahkannya dalam laporan keuangan untuk meningkatkan kekayaan bersihnya.

Bukti juga menunjukkan bahwa Eric dan Donald Jr, yang menjalankan Trump Organization selama ayah mereka bertugas di Gedung Putih pada tahun 2017 hingga 2021, memanipulasi nilai properti termasuk Mar-a-Lago.

Dalam kesaksian pekan lalu, putra-putra Trump itu mengatakan mereka tidak terbiasa dengan rincian dokumen penilaian dan menyalahkan akuntan jika ada kesalahan apa pun.

Trump juga berusaha menyalahkan akuntan, tetapi juga mengakui bahwa dia terlibat dalam upaya penilaian.

“Saya mungkin kadang-kadang punya beberapa saran,” katanya. Ketika ditanya siapa di perusahaan tersebut yang bertanggung jawab mencegah penipuan, Trump menjawab: "Um, semuanya."

Engoron akhirnya mendenda Trump sebesar US$15.000 karena dua kali melanggar perintah untuk tidak mengkritik staf pengadilan. Perintah itu akhirnya diperluas untuk mencakup pengacara Trump juga.

Kasus hukum Trump yang padat terancam membuatnya tak bisa melakukan banyak kampanye pada tahun depan. Namun demikian, jajak pendapat menunjukkan bahwa Trump masih memimpin kontes pencalonan presiden dari Partai Republik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper