Bisnis.com, JAKARTA – Pasukan Rusia dan Ukraina berperang sengit di sekitar Kota Avdiivka, Ukraina sisi Timur pada Kamis (12/10/2023) waktu setempat, menandai salah satu serangan terbesar militer Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukan Ukraina masih bertahan pada hari ketiga pertempuran, tetapi pejabat kota mengatakan serangan Rusia terus-menerus berlangsung.
“Selama tiga hari, entah siang ataupun malam, pertempuran tidak pernah berhenti,” kata Vitaliy Barabash, kepala administrasi militer kota tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Jumat (13/10/2023).
Dia menyebut bahwa pasukan Rusia menggunakan segala cara yang tersedia, seperti artileri, grad (peluncur rudal), mortir, dan beberapa kelengkapan lainnya.
“Kita tidak berbicara tentang serangan yang terisolasi. Tidak ada lagi yang menghitungnya. Ini adalah penembakan tanpa akhir,” lanjut Barabash.
Video yang diposting di media sosial oleh komandan militer Ukraina Maskym Zhorin menunjukkan asap mengepul dari bangunan apartemen yang hancur dan ditinggalkan. Jalanan yang kosong dipenuhi puing-puing dan instalasi yang hancur.
Baca Juga
Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah mengarahkan banyak tentara dan peralatan ke daerah Avdiivka, yang menunjukkan bahwa mereka dapat serangan balasan Ukraina di wilayah Timur dan Selatan selama empat bulan terakhir.
"Avdiivka, kita bertahan. Keberanian dan persatuan Ukraina yang akan menentukan bagaimana perang ini akan berakhir," tulis Zelensky di aplikasi pesan Telegram.
Pasukan Operasi Khusus Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menggagalkan rencana Rusia, menangkis semua serangan, dan mempertahankan posisi mereka.
Simbol Resistensi
Avdiivka adalah rumah bagi pabrik kokas besar di barat daya wilayah Donetsk dan terletak tepat di barat laut kota Donetsk yang dikuasai Rusia.
Kota itu disebut telah menjadi simbol perlawanan terhadap pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina pada Februari 2022, dan membantu memastikan bahwa Rusia tidak mampu menguasai sepenuhnya wilayah tersebut.
Dalam sejarahnya, pasukan Ukraina telah mempertahankan Avdiivka jauh sebelum invasi tahun lalu, yakni saat melawan militan dukungan Rusia yang mengambil alih wilayah di Ukraina timur pada tahun 2014, setelah pasukan Rusia merebut Krimea.
Hanya tersisa 1.600 penduduk dari total populasi sebelum perang yang berjumlah 32.000 jiwa. Serangan terhadap Avdiivka adalah salah satu dari sedikit serangan besar yang dilancarkan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menyebabkan kerusakan pada pasukan Ukraina di sejumlah wilayah termasuk Avdiivka, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Oleksandr Shtupun, juru bicara kelompok pasukan selatan Ukraina, mengatakan Rusia melihat Avdiivka sebagai peluang untuk meraih kemenangan signifikan dan “membalikkan gelombang pertempuran”.
“Saat ini penangkapan atau pengepungan Avdiivka mungkin merupakan pencapaian terbesar yang bisa dicapai pada tahap ini,” katanya.
Institute for the Study of War (ISW), sebuah kelompok penelitian dan wadah pemikir nirlaba Amerika, mengatakan rekaman geolokasi menunjukkan Rusia telah maju di beberapa desa di barat daya dan barat laut Avdiivka pada minggu ini.
Namun, mengepung Avdiivka mungkin akan memerlukan lebih banyak kekuatan daripada yang telah dikerahkan Rusia dalam serangannya, kata kelompok tersebut.
Analis militer Ukraina Oleksandr Hetman mengatakan pasukan Rusia mengerahkan diri ke Avdiivka dalam rangka menarik pasukan Ukraina dari pendudukan di selatan, yang dapat mengganggu jalur pasokan Rusia di sepanjang jalur kereta api utama.
“Itulah sebabnya mereka memindahkan seluruh pasukan mereka ke sana [ke Avdiivka]. Mereka menyerang di sektor lain untuk menghentikan serangan kami,” kata Hetman kepada Radio NV Ukraina.
Rusia juga meningkatkan serangan udara di pelabuhan Sungai Danube di wilayah selatan Odesa dalam beberapa pekan terakhir, dengan menyerang jalur utama ekspor pangan Ukraina.
Dalam serangan terbaru yang terjadi semalam, seorang juru bicara militer mengatakan fasilitas penyimpanan gandum telah diserang di wilayah Odesa. Dia mengatakan beberapa produk gandum telah rusak, tetapi tidak menyebutkan berapa banyak jumlahnya.