Bisnis.com, SOLO - Video Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman menyinggung soal kisah Muhammad Al Fatih menjadi trending topik di X pada Jumat (13/10/2023).
Dalam video tersebut, Anwar membahas kasus batas usia capres-cawapres yang saat ini putusannya sedang ditunggu masyarakat.
Memberikan contoh, ia pun menyinggung sejumlah tokoh salah satunya Muhammad Al Fatih yang disebut ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjadi panglima perang.
"Saya sudah kasih contoh tadi bagaimana Nabi Muhammad mengangkat seorang panglima perang umurnya belasan tahun, Muhammad Al Fatih yang melawan kekuatan Bizantium menjadikan mendobrak Konstantinopel sekarang menjadi Istanbul. Usianya berapa? 17 tahun," kata Anwar saat mengisi kuliah umum di salah satu kampus di Semarang.
Cek Fakta:
Menilik dari sejarahnya, pernyataan Ketua MK Anwar Usman mengenai Nabi Muhammad SAW mengangkat panglima perang Muhammad Al Fatih adalah tidak benar.
Pasalnya Nabi Muhammad SAW dan Muhammad Al Fatih berada di zaman yang berbeda.
Baca Juga
Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun Gajah yakni 570 atau 571 M dan meninggal pada 12 Rabiul Awal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M.
Sedangkan masa kekhaisaran Muhammad Al Fatih dimulai di tahun 1444-1446 M dan 1451-1481 M.
Sosok Muhammad Al Fatih
Lantas bagaimana kisah Muhammad Al Fatih yang dikenal sebagai panglima perang paling terkenal dalam sejarah. Simak berikut ini.
Sultan Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II atau Mehmed Al-Fatih Mehmed lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, ibu kota Utsmaniyah kala itu.
Dia merupakan anak dari Sultan Murad II dan Hüma Hatun, yang dikenal sebagai pemimpin paling bersejarah di dunia karena berhasil menaklukkan Konstantinopel.
Penaklukan ini memiliki dampak luar biasa bagi sejarah Timur Tengah dan Eropa. Ia dikenal sebagai panglima penakluk Konstantinopel di usia 21 tahun.
Kecerdasan Muhammad Al Fatih sudah terlihat dari dirinya kecil, di mana ia ditunjuk sang ayah, Sultan Murad II, untuk memerintah Amasya.
Saat ayahnya turun tahta, Muhammad Al Fatih pun diangkat menjadi Sultan Turki Ottoman pada umur 12 tahun.
Ia tumbuh dengan didikam baik, yakni lengkap dari segi agama, seni perang, dan strategi militer. Kesuksesannya menakhlukkan Konstantinopel menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Timur, dan menandai awal dari Kekaisaran Ottoman yang kuat di wilayah tersebut.
Konstantinopel kemudian berubah nama menjadi Istanbul, yang menjadi ibu kota baru kekaisaran Ottoman.