Bisnis.com, JAKARTA - Dua perwira militer berpangkat tertinggi di Polandia telah mengundurkan diri beberapa hari sebelum pemilu penting dan di tengah perang di negara tetangganya, Ukraina.
Melansir BBC, Rabu (11/10/2023), Kepala Staf Umum Angkatan Darat Jenderal Rajmund Andrzejczak dan Komandan Operasional Jenderal Tomasz Piotrowski mengundurkan diri, namun tidak memberikan alasan atas keputusan tersebut.
Laporan media mengatakan mereka khawatir dengan upaya pemerintah sayap kanan untuk mempolitisasi militer menjelang pemilu pada hari Minggu (15/10/2023).
Pemerintah membantah klaim tersebut.
Keputusan ini juga menolak tuduhan oposisi Polandia dan Uni Eropa bahwa mereka mempolitisasi sistem peradilan negara tersebut dan mengekang kebebasan media.
"Jenderal Rajmund Andrzejczak mengajukan pengunduran dirinya... pada hari Senin," kata juru bicara Jenderal Rajmund Andrzejczak.
Baca Juga
Seperti tentara lainnya, dia berhak mengundurkan diri tanpa memberikan alasan, tambahnya.
Jenderal Piotrowski juga mengajukan pengunduran dirinya.
Harian Rzeczpospolita – salah satu surat kabar terkemuka Polandia – melaporkan bahwa kedua jenderal tersebut berkonflik dengan Menteri Pertahanan Mariusz Blaszczak mengenai politisasi militer dan perselisihan mengenai rudal jelajah Rusia di Polandia akhir tahun lalu.
Pada bulan Mei, Blaszczak mengatakan Jenderal Piotrowski gagal memberi tahu dia pada bulan Desember lalu bahwa rudal tak bersenjata telah memasuki wilayah udara Polandia dari Belarus, serta terbang ratusan kilometer sebelum jatuh di hutan.
Rudal tersebut baru ditemukan pada bulan April oleh salah satu masyarakat, sehingga menimbulkan rasa malu yang besar bagi menteri tersebut.
Blaszczak dan kedua jenderal tersebut belum mengomentari laporan Rzeczpospolita secara terbuka.
Pada hari Minggu (15/10/2023), warga Polandia akan memberikan suara dalam apa yang disebut oleh pemimpin oposisi Donald Tusk sebagai “pemilihan paling penting sejak 1989 dan jatuhnya komunisme”.
Koalisi sayap kanan populis, United Right, yang dipimpin oleh Partai Hukum dan Keadilan pimpinan Jaroslaw Kaczynski sedang mengincar masa jabatan ketiga.
Namun, kesenjangan antara kelompok sayap kanan dan tengah telah menyempit setelah kampanye pemilu yang sangat sengit.
Polandia telah menjadi pendukung setia Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai pada Februari 2022, yang menampung lebih dari satu juta pengungsi Ukraina dan memberi Kyiv senjata senilai lebih dari US$3 miliar.
Namun hubungan kedua negara memburuk selama kampanye karena larangan Polandia terhadap impor gandum Ukraina.