Bisnis.com, JAKARTA - Bakal calon presiden Anies Baswedan meyakini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan tetap mendukungnya meskipun Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dipilih secara sepihak sebagai bakal cawapres.
Anies menjelaskan, PKS mempunyai mekanisme tersendiri dalam menentukan dukungan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) usungan.
Saat ini, PKS baru mengusung Anies sebagai capres, tetapi belum menentukan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres usungan.
Dia mencontohkan ketika NasDem mendeklarasikan dirinya sebagai capres pada November 2022, PKS menyambut baik deklarasi itu, tetapi secara resmi belum ikut mendukung. Beberapa bulan kemudian baru PKS ikut mendeklarasikan Anies sebagai capres setelah diadakan rapat Majelis Syura Partai.
Menurutnya, kejadian serupa juga akan terjadi lagi yakni PKS akan segera mendeklarasikan dukungan terhadap duet Anies-Imin sebagai capres-cawapres.
"Jadi ini adalah satu proses yang biasa dan Insya Allah kita akan terus berjalan bersama-sama dan perjalanan kami dengan PKS ini sudah panjang sejak di Jakarta, pasca di Jakarta juga jalan sama-sama. Agenda juga sama-sama," jelas Anies di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2023).
Baca Juga
Anies menghormati mekanisme internal PKS sehingga tak ingin terlalu mendesak. Menurutnya, waktu akan menjawab keraguan masyarakat terkait langkah politik PKS.
"Jadi Insya Allah kita akan terus bersama. Hanya soal waktu saja, sesudah prosedur itu dituntaskan maka jadi nyaman semua. Tapi kalau enggak mengikuti prosedur juga repot," katanya.
Sebagai informasi, NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah mendeklarasikan pasangan Anies-Imin sebagai capres-cawapres pada Sabtu (2/9/2023). Kedua partai ini kemudian melakukan konsolidasi kepemenangan Anies-Imin di NasDem Tower pada Rabu (6/9/2023) siang.
Awalnya, pihak PKS dijadwalkan hadir dalam konsolidasi itu. Namun, hingga rapat selesai tak ada satupun elitenya yang muncul. Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Jazuli Juwaini sendiri sempat membuka peluang pihaknya mencabut dukungan atas pencapresan Anies dan membentuk poros koalisi baru dengan Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Di Majelis Syura sudah, sudah putus, meskipun keputusan bisa saja berubah. Tetapi ini dalam rapat Majelis Syura sebelumnya PKS mengusung masih Anies sebagai capres," jelas Jazuli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023).
Dia juga mengakui, pihak Demokrat dan PPP sudah membuka peluang bentuk poros koalisi baru. PKS, lanjutnya, tidak ingin langsung menutup pintu untuk usulan poros koalisi baru bersama Demokrat dan PPP itu.
"Silakan saja [bentuk koalisi baru]. Ya diajukan, kemudian didiskusikan. Itu hal biasa lah, mendiskusikan proposal antar partai politik," ungkapnya.