Bisnis.com, JAKARTA – Rusia mengoperasikan rudal balistik antarbenua canggih bernama Sarmat. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut rudal itu akan membuat musuh-musuh berpikir dua kali mengenai ancaman.
Dilansir Aljazeera, Rabu (6/9/2023), Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Yuri Borisov, mengatakan rudal Sarmat telah diturunkan untuk tugas tempur.
“Sistem strategis Sarmat telah mengambil posisi siaga tempur,” kantor berita TASS yang dikelola pemerintah mengutip pernyataan kepala Roscosmos.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada hari Jumat (1/9/2023) bahwa dia tidak dalam posisi untuk mengkonfirmasi laporan bahwa Rusia telah menempatkan Sarmat dalam kesiapan tempur.
“Berdasarkan perkiraan para ahli, RS-28 Sarmat mampu mengirimkan hulu ledak MIRV seberat 10 ton ke lokasi mana pun di seluruh dunia, baik di Kutub Utara maupun Selatan,” kata TASS dalam laporannya.
Putin mengatakan pada bulan Februari bahwa Sarmat akan siap untuk segera dikerahkan.
Baca Juga
Pada tahun 2022, sekitar dua bulan setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina, Putin mengatakan Sarmat akan dengan andal menjamin keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan membuat mereka yang di tengah panasnya retorika agresif mencoba mengancam Rusia, berpikir dua kali.
Sarmat adalah rudal berbasis silo bawah tanah yang menurut para pejabat Rusia dapat membawa hingga 15 hulu ledak nuklir meskipun militer Amerika Serikat (AS) memperkirakan kapasitasnya mencapai 10 hulu ledak.
Dikenal oleh sekutu militer NATO dengan nama sandi “Setan”, rudal tersebut dilaporkan memiliki fase peluncuran awal yang singkat, sehingga memberikan sedikit waktu bagi sistem pengawasan untuk melacak lepas landasnya.
Dengan berat lebih dari 200 ton, Sarmat memiliki jangkauan sekitar 18.000 km dan dikembangkan untuk menggantikan rudal balistik antarbenua (ICMB) generasi lama Rusia yang berasal dari tahun 1980-an.
Rusia melakukan uji coba rudal Sarmat pada April 2022 di wilayah Plesetsk yang terletak sekitar 800 km (hampir 500 mil) utara Moskow dan rudal yang diluncurkan tersebut mencapai sasaran di semenanjung Kamchatka di wilayah timur jauh Rusia. (Nizar Fachri Rabbani)