Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komentar Paus Fransiskus soal Invasi Rusia Bikin Gempar Ukraina, Ada Apa?

Pemimpin umat Katolik di dunia Paus Fransiskus menyampaikan komentar yang bikin gempar Ukraina saat membahas perang Rusia vs Ukraina.
Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba dengan mobil kepausannya untuk memimpin audiensi mingguan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Rabu (29/3/2023)./Bloomberg-Alessia Pierdomenico
Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba dengan mobil kepausannya untuk memimpin audiensi mingguan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Rabu (29/3/2023)./Bloomberg-Alessia Pierdomenico

Bisnis.com, JAKARTA – Pemimpin umat Katolik di dunia Paus Fransiskus menyampaikan komentar yang bikin gempar Ukraina saat membahas perang Rusia vs Ukraina.

Melansir Channel News Asia, Selasa (5/9/2023), Paus Fransiskus mengakui pada Senin (4/9/2023)) bahwa komentarnya baru-baru ini mengenai Rusia, yang dianggap oleh Ukraina sebagai pujian terhadap imperialisme, diutarakan dengan buruk dan mengatakan niatnya adalah untuk mengingatkan generasi muda Rusia akan warisan budaya yang besar dan bukan warisan politik.

Berbicara kepada wartawan di dalam pesawat saat kembali dari Mongolia, Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa dia ingin meyakinkan China, yang memiliki hubungan buruk dengan Vatikan, bahwa Gereja Katolik tidak memiliki motif tersembunyi dan tidak boleh dilihat sebagai kekuatan asing.

“Saya tidak memikirkan imperialisme ketika saya mengatakan hal itu,” kata Paus Fransiskus tentang komentarnya bulan lalu.

Dalam sambutannya tanpa naskah kepada kaum muda Katolik Rusia dalam konferensi video pada 25 Agustus, Paus Fransiskus berbicara tentang Tsar Peter I dan Catherine II pada masa lalu – keduanya memperluas wilayah Rusia – dan mengatakan kepada para pendengarnya bahwa mereka adalah pewaris “kekaisaran besar Rusia”.

Komentar tersebut menimbulkan kegemparan di Ukraina karena Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan warisan kedua raja Rusia tersebut dalam membenarkan invasinya ke Ukraina dan aneksasi wilayahnya.

Rombongan Paus pun disambut oleh Kremlin, yang memuji Paus atas pengetahuannya tentang sejarah Rusia.

“Mungkin itu bukan cara terbaik untuk menggambarkannya, tapi ketika berbicara tentang Rusia yang hebat, saya tidak terlalu memikirkan secara geografis tetapi secara budaya,” kata Paus Fransiskus, menyebut ikon sastra Rusia Fyodor Dostoevsky, salah satu penulis favoritnya.

Itu adalah komentar spontan yang terlintas di benak saya karena saya mempelajarinya (sejarah Rusia) di sekolah, katanya menjelaskan mengapa dia menyebut Peter dan Catherine.

"Kebudayaan Rusia begitu indah, begitu mendalam. Hal ini tidak boleh dibatalkan karena masalah politik. Ada tahun-tahun politik yang kelam di Rusia, namun warisannya tetap ada, tersedia bagi semua orang," katanya.

Paus Fransiskus ditanya tentang China, yang menjadi latar belakang perjalanannya ke Mongolia.

Pada misa hari Minggu (3/9/2023), dalam tawaran terbarunya kepada para pemimpin negara komunis tersebut untuk melonggarkan pembatasan terhadap agama, Paus Fransiskus menyebut warga negaranya sebagai orang yang “mulia” dan meminta umat Katolik untuk menjadi “Kristen yang baik dan warga negara yang baik”.

Gereja Bukan Kekuatan Asing

Berkenaan dengan hubungan Vatikan-China, Paus Fransiskus berkata: "Saya pikir kita harus bergerak maju dalam aspek keagamaan agar dapat memahami satu sama lain dengan lebih baik, sehingga warga China tidak menganggap Gereja tidak menerima budaya dan nilai-nilai mereka dan ( jangan berpikir) bahwa Gereja mewakili kekuatan asing lainnya.”

Beijing telah menerapkan kebijakan "Sinisisasi" agama, berupaya membasmi pengaruh asing dan menegakkan kepatuhan terhadap Partai Komunis.

Perjanjian tahun 2018 antara Vatikan dan China mengenai pengangkatan uskup sangat lemah, dan Vatikan mengeluh bahwa Beijing telah beberapa kali melanggar perjanjian tersebut.

“Hubungan dengan China sangat hormat. Secara pribadi saya sangat mengagumi rakyat China,” ujarnya.

Umat ​​Katolik dari Vietnam yang dikuasai komunis, yang baru-baru ini meningkatkan hubungannya dengan Vatikan, melakukan perjalanan ke Mongolia untuk menemui Paus dan mengatakan mereka ingin Paus juga mengunjungi negara mereka.

Ketika ditanya apakah dia akan mengunjungi Vietnam, Paus Fransiskus bergurau: "Jika saya tidak pergi pasti Yohanes XXIV yang akan pergi," katanya, sambil berspekulasi mengenai kemungkinan nama Paus di masa depan.

“Pasti akan ada (perjalanan kepausan ke Vietnam),” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper