Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump muncul di hadapan para pendukung yang bersemangat di Alabama pada Jumat (4/8/2023) dan menolak dakwaan federal terbaru terhadapnya sehari sebelumnya sebagai parodi ilegal dan inkonstitusional.
Dilansir dari Channel News Asia, Trump yang menghadapi tuduhan konspirasi atas upayanya untuk membatalkan hasil Pilpres AS 2020 menyebut dakwaan itu konyol.
"Ini adalah tindakan putus asa oleh Joe Biden yang gagal dan penjahat yang gagal dan preman kirinya yang radikal untuk mempertahankan cengkeraman mereka pada kekuasaan," kata Trump kepada pendukungnya.
Sehari setelah kunjungannya ke Washington, Trump menerima sambutan hangat pada jamuan makan malam musim panas Partai Republik di Montgomery, Ibu Kota Alabama.
Miliarder berusia 77 tahun itu memenangkan suara pemilih di Alabama dengan telak pada 2016 dan 2020.
Sementara itu, enam Republikan di Dewan Perwakilan Rakyat di Washington mendukung upaya Trump menju Pilpres AS 2024.
Baca Juga
Dia juga didukung oleh senator senior, letnan gubernur, dan komisaris pertanian Alabama meskipun senator junior dan gubernur belum mendukung kandidat mana pun pada pemilihan pendahuluan.
Trump unggul 39 poin dari saingan terdekatnya, Gubernur Florida, Ron DeSantis, dalam rata-rata jajak pendapat nasional FiveThirtyEight pada Jumat (4/8/2023). Itu merupakan jenis keunggulan yang belum pernah dilampaui dalam kontes utama modern.
Trump telah memenangkan dukungan lebih dari 80 anggota DPR dan Senat Alabama serta mengecilkan daftar lima anggota parlemen yang mendukung DeSantis.
"DeSantis adalah pria yang baik, tetapi Donald pernah ke sana. Dia tahu apa yang harus dilakukan dan akan mulai bekerja. Omong kosong dengan dakwaan ini hanyalah kebisingan," kata Robert Nail, penduduk county terbesar di negara bagian itu, Baldwin, kepada portal berita lokal, AL.com.
Namun, Trump membuat tawarannya untuk kembali ke Gedung Putih dengan tuduhan 78 tindak pidana berat dalam tiga penyelidikan kriminal terpisah.
Dia akan diadili di New York pada Maret 2024 atas tuduhan bahwa dia salah mengartikan pembayaran uang suap kepada seorang bintang porno dan dijadwalkan untuk diadili pada bulan Mei atas penanganannya dalam rahasia keamanan nasional.
