Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan menggelar rapat luar biasa Dewan Menteri Luar Negeri (CFM) negara-negara anggota pada Senin (31/7/2023) secara virtual, untuk membahas aksi pembakaran Alquran berulang kali di Swedia dan Denmark.
Perkembangan ini terjadi setelah beberapa hari sekelompok aktivis anti-Islam merusak dan membakar Alquran, di luar kedutaan Pakistan, Mesir, dan Turki di Kopenhagen, setelah insiden serupa di Swedia.
Pertemuan tersebut diadakan atas permintaan Kerajaan Arab Saudi, yakni ketua KTT Islam ke-14 dan Republik Irak.
Pertemuan itu juga sebagai tanggapan atas pernyataan yang dikeluarkan oleh komite eksekutif OKI pada 2 Juli, yakni membahas pembakaran salinan Alquran di Swedia dan menyerukan pertemuan darurat tingkat tinggi kelompok tersebut.
“Pertemuan diadakan mengingat konsultasi Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha dengan negara-negara anggota mengenai penerapan pernyataan akhir yang dikeluarkan oleh Komite Eksekutif,” lapor kantor berita APP milik negara Pakistan, Mengutip pemberitaan Arab News, Senin (31/7)
Kemudian, tindakan lebih lanjut juga sedang dipertimbangkan sebagai tanggapan atas tindakan provokatif yang berulang, yang mewakili kebencian dan intoleransi agama yang disengaja.
Baca Juga
Majelis Umum PBB pada pekan ini mengesahkan sebuah resolusi yang disponsori bersama oleh Pakistan untuk melawan ujaran kebencian dan mengutuk serangan terhadap tempat ibadah, simbol agama, dan kitab suci.
Penasihat Misi Pakistan, Bilal Chaudhry, mengungkapkan kepuasannya yang mendalam atas pengadopsian resolusi tersebut, dengan mengatakan teks tersebut selaras dengan resolusi tentang kebencian agama yang diajukan oleh Pakistan atas nama OKI dan baru-baru ini diadopsi di Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.
Resolusi tersebut mengutuk semua advokasi dan manifestasi kebencian agama, termasuk kejadian pembakaran Alquran tersebut, dan menyerukan negara-negara mengadopsi UU yang memungkinan mereka mengadili pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut.