Bisnis.com, JAKARTA - Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan, Bogor, Jawa Barat mendapatkan MURI karena melakukan penulisan Ulang Manuskrip Alquran Terpanjang dengan Khat Hijazi Awal.
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatatkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya pelestarian warisan literasi Islam dan akan menjadi bagian dari pencatatan
Ketua Pelaksana Rekor Muri dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ustadz Abdur Rouf Dimyati, memaparkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menuju milad Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan pada 27 Mei. Adapun proses penulisan berlangsung pada 17 Maret 2025 sampai 27 Mei 2025.
"Penulisan ulang manuskrip Alquran akan dimulai hari ini, 17 Maret 2025, bertepatan dengan Nuzululqur'an atau hari diturunkannya Alquran kepada Nabi Muhammad S.A.W," paparnya, Senin (17/3/2025).
Kegiatan ini diikuti seluruh santri MI, MTs, MA, SMK, mahasiswa, sampai guru dan dosen. Sekitar 700 orang lebih terlibat dalam penulisan Alquran terpanjang menggunakan khat Hijazi awal. Khat alias tulisan tangan atau coretan pena Hijazi, merupakan khat tertua yang menjadi warisan awal perkembangan islam.
"Kalau Al-Qur'an yang kita tahu sekarang menggunakan huruf Hijaiyah, sebelumnya menggunakan khat hijazi awal yang belum ada tanda bacanya," ujar Abdur.
Baca Juga
Teknis Penulisan Ulang Manuskrip Alquran Terpanjang dengan Khat Hijazi Awal pelaksanaannya dilakukan secara bergantian oleh sekitar 80 lebih santri dalam sebuah ruangan. Terdapat meja panjang yang di atasnya sudah dihamparkan kertas putih dengan tulisan Alquran.
Pada dasarnya para santri tidak menulis dari kertas kosong, melainkan hanya menebalkan tulisan saja. Nanti hasilnya akan digulung dan disimpan di Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan.
Penulisan ulang Alquran tersebut dibuat dengan metode klasik, menggunakan bambu sebagai mata penanya dan tinta China yang dicampur pewarna coklat.
Sejarah Penulisan Ulang Alquran
Syaifuddin, Kepala Seksi Koleksi dan Pameran Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, mengungkapkan bahwa mushaf atau arsip lembaran Alquran kuno dengan khat Hijazi awal masih tersimpan di Uzbekistan.
"Mushaf tersebut pertama kali ditulis pada zaman Khalifah Utsman bin Affan," ujarnya.
Alquran yang ditulis menggunakan khat hijazi tidak memiliki tanda baca. Kemudian tanda baca mulai ditambahkan pada masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan. Ditandai dengan meletakkan tanda baca (i'rab) pada setiap kalimat dalam bentuk titik. Tujuannya adalah menghindari kesalahan membaca yang dapat mengubah makna ayat.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah. Para ulama menambahkan tanda harakat seperti dhammah, fathah, kasrah, dan sukun. Selanjutnya mulai berkembang ilmu tajwid, yakni aturan-aturan dalam pengucapan huruf dan bacaan Alquran agar sesuai dengan kaidah yang benar. (Kintan Nabila/Hypeabis)