Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik jarak jauh pada hari Rabu (12/7/2023) setelah memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan konsekuensi bagi pesawat mata-mata diklaim telah melanggar wilayah udaranya.
Selain itu, Korut sebelumnya juga mengutuk kunjungan kapal selam jelajah bertenaga nuklir AS ke Korea Selatan baru-baru ini.
Melansir Reuters, Pasukan Penjaga Pantai Jepang mengatakan bahwa rudal balistik diperkirakan telah mendarat pada pagi ini. Sebelumnya mereka memperkirakan proyektil tersebut akan jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang dan sekitar 550 km di sebelah timur semenanjung Korea.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang sedang berada di Lithuania untuk menghadiri KTT NATO, memerintahkan stafnya untuk mengumpulkan informasi dan tetap waspada untuk mempersiapkan diri menghadapi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
Kishida diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di sela-sela pertemuan NATO. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan bahwa pertemuan tingkat tinggi juga direncanakan dengan Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Matsuno juga mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa peluncuran tersebut mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan dan komunitas internasional, dan bahwa Jepang telah mengajukan protes melalui jalur diplomatik di Beijing.
Baca Juga
Tahun ini Korea Utara telah menguji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat (ICBM) yang pertama, dan melakukan uji coba peluncuran satelit mata-mata, meskipun gagal. Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Korea Utara, termasuk untuk peluncuran satelit.
Dewan Keamanan, serta sejumlah negara, telah menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara atas program rudal dan senjata nuklirnya.
Para analis mengatakan bahwa citra satelit komersial menunjukkan bahwa Korea Utara diperkirakan akan menggelar pertunjukan kekuatan militer, termasuk parade besar-besaran, untuk hari libur mendatang pada tanggal 27 Juli untuk memperingati klaim kemenangannya dalam Perang Korea 1950-1953 melawan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan sekutunya.
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un, pada hari Selasa menuduh pesawat mata-mata militer AS telah memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Korut sebanyak delapan kali, demikian dilaporkan media pemerintah KCNA.
Profesor studi internasional Ewha Womans University Leif-Eric Easley mengatakan pernyataan keras Kim Yo Jong terhadap pesawat pengintai AS merupakan bagian dari pola Korea Utara dalam meningkatkan ancaman untuk menggalang dukungan di dalam negeri dan menjustifikasi uji coba senjata.
"Pyongyang juga sering melakukan unjuk kekuatan untuk mengganggu koordinasi diplomatik yang menentangnya, dalam hal ini, pertemuan para pemimpin Korea Selatan dan Jepang selama KTT NATO,” ungkap Easley.