Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara menyerukan kepada komunitas internasional untuk mencegah Jepang melepaskan air limbah yang telah diolah dari PLTN Fukushima ke laut.
Seruan ini disampaikan melalui Departemen perlindungan Tanah dan Lingkungan Korut sebagai respons atas pernyataan Badan energi Atom Internasional PBB (IAEA) yang mengatakan bahwa rencana tersebut sejalan dengan standar internasional.
"Komunitas internasional yang adil tidak boleh hanya diam saja melihat tindakan jahat, antikemanusiaan dan peperangan yang dilakukan oleh kekuatan korup yang mencoba mengganggu rumah umat manusia di planet biru ini - dan harus bersatu untuk menghentikan dan menghancurkannya secara menyeluruh," ungkap Departemen Perlindungan Tanah dan Lingkungan seperti dikutip CNN International, Senin (10/7/2023).
Jepang berencana untuk melepaskan air limbah tersebut pada musim panas ini.
Pernyataan Korut ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kekhawatiran yang disuarakan oleh negara-negara tetangga seperti Korea Selatan, China, dan Kepulauan Pasifik yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Otoritas bea cukai China pada hari Jumat mengumumkan bahwa larangan impor makanan dari 10 prefektur Jepang termasuk Fukushima akan tetap berlaku dan bahwa mereka akan memperkuat inspeksi untuk memantau zat radioaktif untuk memastikan keamanan impor makanan Jepang ke China.
Baca Juga
Persetujuan PBB juga tidak banyak membantu untuk menenangkan para nelayan dan penduduk yang masih terkena dampak bencana 2011.
Sebelumnya, Kepala IAEA mengatakan bahwa bahwa rencana Jepang untuk melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima sangat logis. Pernyataan ini perhatian besar negara-negara di kawasan.
Grossi juga mengatakan bahwa ia memahami adanya kekhawatiran atas rencana tersebut, namun ia menambahkan bahwa sebuah tinjauan dari IAEA yang dirilis minggu lalu menemukan bahwa hal tersebut sesuai dengan standar keamanan internasional jika dijalankan sesuai rencana.
Grossi bertemu dengan anggota Partai Demokratik Korea Selatan yang beroposisi pada hari Minggu yang menyatakan keprihatinan publik yang kuat atas rencana Jepang dan mengkritik temuan IAEA.
"Masalah yang dihadapi saat ini telah menarik banyak perhatian, dan ini sangat logis karena tindakan dan cara Jepang akan menangani hal ini... memiliki implikasi yang penting," kata Grossi seperti dilansir Reuters, Senin (10/7).
Seorang anggota Partai Demokrat yang mengetuai komite khusus untuk masalah ini mengatakan bahwa temuan IAEA memiliki kekurangan, dan kekhawatiran publik yang meluas mengenai keamanan di negara itu sah dan masuk akal.
"Kami sangat menyesalkan bahwa IAEA menyimpulkan bahwa rencana Jepang untuk membuang air yang terkontaminasi dari PLTN Fukushima memenuhi standar internasional," ujar ketua komite Wi Seong-gon kepada Grossi.
Grossi disambut dengan protes keras dari kelompok-kelompok sipil ketika ia tiba di Korea Selatan pada hari Jumat dari Jepang dan menarik aksi unjuk rasa pada hari Sabtu yang mengkritik rencana tersebut.
Pemerintah Korea Selatan mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka menghormati laporan IAEA dan bahwa analisisnya sendiri telah menemukan bahwa pembebasan tersebut tidak akan memiliki "dampak yang berarti" pada perairannya.
Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin pada hari Rabu mengkritik langkah untuk melepaskan air tersebut dan mengancam akan mengambil tindakan jika rencana tersebut dilanjutkan.