Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara mengerahkan pesawat tempur untuk mencegat pesawat mata-mata AS yang memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan memperingatkan konsekuensi yang “mengejutkan” jika serangan itu terus berlanjut.
Dilansir Reuters pada Selasa (11/7/2023) Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un, mengatakan bahwa pesawat AS mundur ketika angkatan udara Korea Utara mengirimkan sejumlah pesawat tempur.
"Penyusupan ke dalam zona perairan ekonomi 200 mil laut RRDK (Republik Rakyat Demokratik Korea) oleh aset pengintaian negara musuh ... jelas merupakan pelanggaran berat terhadap kedaulatan dan keamanan RRDK," kata Kim melalui kantor berita KCNA.
Komentarnya diungkapkan beberapa jam setelah Pyongyang mengklaim bahwa pesawat tak berawak dan pesawat mata-mata AS terbang selama delapan hari berturut-turut di sepanjang pesisirnya dan berulang kali melanggar wilayah udaranya.
Militer Korea Selatan membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa pesawat pengintai udara tidak melanggar wilayah udara Korea Utara. Mereka mengatakan bahwa Pyongyang dengan sengaja memicu ketegangan dengan meluncurkan ancaman atas "aktivitas penerbangan normal" di atas perairan internasional.
Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan tindakan tersebut. Seorang juru bicara di Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menambahkan bahwa personel Korea Selatan dan AS mempertahankan postur kesiapan.
Baca Juga
Kim Yo Jong juga mengkritik Korea Selatan yang membela kegiatan AS.
"Sehubungan dengan provokasi yang dilakukan oleh pasukan AS, militer Korsel sekali lagi memimpin untuk menyangkal pelanggaran kedaulatan RRDK, sementara tanpa malu-malu menegaskan bahwa itu adalah 'penerbangan normal'," ujarnya.
Gejolak terbaru dalam ketegangan di semenanjung Korea terjadi ketika para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO bersiap menggelar KTT tahunan di Lithuania. Para pemimpin Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru akan hadir dalam upaya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman keamanan di Asia-Pasifik.
Berbicara di sebuah forum di Seoul pada hari Senin, kepala staf Pasukan AS di Korea John Weidner menegaskan kembali komitmen Washington untuk meningkatkan visibilitas reguler aset militer yang kuat di Korea Selatan.
"AS akan meningkatkan visibilitas reguler aset strategis ke Semenanjung Korea sebagaimana dibuktikan dengan kunjungan kapal selam rudal balistik nuklir AS yang akan datang ke Korea Selatan," kata Weidner.