Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak mempersoalkan proposal perdamaian yang berisi lima saran dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengenai resolusi mendamaikan konflik Rusia-Ukraina.
Orang nomor satu di Indonesia itu menyampaikan bahwa usul yang disampaikan oleh Ketua Umum Gerindra di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit Singapura pada Jumat (2/6/2023) itu merupakan inisiatif yang baik dari Prabowo.
“Itu kan dalam sebuah dialog, usulan-usulan. Boleh-boleh saja, usulan saja kok, apalagi memang bukan [disampaikan] dalam sebuah perundingan antarnegara. Jadi, ya saya melihat bagus bagus saja,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Pusat BPKP, Rabu (14/6/2023).
Menurutnya, usul yang disampaikan oleh rival politiknya di pemilihan presiden (pilpres) 2019 merupakan sikap yang memang dipegang teguh oleh pemerintahan Indonesia
“Kita ini jelas ya dan sampai sekarang tidak berubah bahwa Indonesia sangat menghormati kedaulatan dan teritorial integrity, integritas teritorial dari Negara lain, tetep dan tidak akan berubah. Itu juga yang kita sampaikan pada saat bertemu dengan Presiden Ukraina Zelensky dan Presiden Rusia Putin, kita ingin perang itu segera selesai,” tuturnya.
Adapun, Jokowi pun mengamini saat mengundang Prabowo Subianto menyambangi Istana Merdeka pada Jumat (9/6/2023). Kepala Negara bertanya banyak mengenai maksud dari usul Prabowo. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Prabowo memang taka da yang menyimpang dari sikap Indonesia.
Baca Juga
“Waktu saya undang Pak Prabowo, [sikapnya] sama. Ga ada yang beda. Itu bukan usulan dalam sebuah forum kenegaraan atau forum perundingan, tidak lho, tetapi itu di seminar saat dialog bahwa ada usulan-usulan boleh-boleh saja, bagus-bagus saja,” pungkas Jokowi.
Sekadar informasi, Prabowo belum lama ini mengusulkan agar Dialog Shangri-La dapat menemukan cara mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian.
Prabowo mengusulkan beberapa garis besar saran resolusi konflik tersebut. Adapun 5 saran tersebut meliputi: Pertama, gencatan senjata. Gencatan senjata dalam hal ini yaitu penghentian permusuhan di tempat pada posisi saat ini dari kedua pihak yang tengah berkonflik.
Kedua, saling mundur masing-masing 15 kilo meter ke baris baru (belakang) dari posisi depan masing-masing negara saat ini.
Ketiga, membentuk pasukan pemantau. Prabowo menyarankan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara itu.
Keempat, pasukan pemantau dan ahli dari PBB yang terdiri dari kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia.
Kelima, menurutnya PBB harus mengorganisir dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa.