Bisnis.com, SOLO - Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadan, umat Islam biasanya berbondong-bondong untuk melakukan itikaf.
Itikaf biasanya condong dengan memperbanyak ibadah dan berdiam diri di dalam masjid. Hal ini juga disebutkan dalam dalil yang terdapat dalam QS. Al Baqarah ayat 187.
“…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hinggga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.”
Selain itu, dalam hadis dikatakan Rasulullah SAW juga melakukan itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.
“Bahwa Nabi saw melakukan iktikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan iktikaf setelah beliau wafat,” (HR. Muslim).
Niat melakukan Itikaf
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Baca Juga
Nawaitu an a‘takifa fī hādzal masjidi mā dumtu fīh
Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”
Amalan, Syarat, Hukum Itikaf di halaman selanjutnya...