Bisnis.com, JAKARTA – Program yang dilakukan oleh tiga negara (Trilateral) yakni Australia, Inggris, dan Amerika Serikat atau AUKUS mendapat tanggapan dari negara-negara lain, tidak terkecuali Indonesia.
Melansir akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Selasa (14/3/2023), Indonesia telah mengikuti dengan cermat kemitraan keamanan AUKUS, khususnya pengumuman tentang jalur untuk mencapai kapabilitas kritis AUKUS.
“Menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan adalah tanggung jawab semua negara. Penting penting bagi semua negara untuk menjadi bagian dari upaya ini,” ungkap akun Kemenlu @Kemlu_RI.
Setiap negara memiliki hak untuk menjaga dan mempertahankan negaranya. Program AUKUS yang saat ini berjalan diperuntukkan bertahan dan melawan serangan dari China.
Pemimpin oposisi Peter Dutton, yang menjadi menteri pertahanan ketika AUKUS diumumkan pada 2021, mengatakan dia akan mendukung kesepakatan kapal selam nuklir tersebut.
Ketika hubungan sejarah Australia dengan Inggris dan Amerika Serikat dihidupkan kembali, tidak kalah penting juga untuk mereka tetap terlibat dengan tetangganya di Asia Tenggara dan Pasifik.
Baca Juga
Kemenlu mengatakan, pemerintah mengharapkan Australia untuk tetap konsisten dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan Non-Proliferation Treaty (NPT) dan International Atomic Energy Agency (IAEA).
Adapun pengembangan yang harus dilakukan bersama IAEA seperti mekanisme verifikasi transparan, efektif dan tidak bersifat diskriminatif.
Sebelumnya, pemimpin Amerika Serikat (AS), Australia dan Inggris mengungkap rencana menyediakan kapal selam serang bertenaga nuklir kepada Australia.
Melansir Channel News Asia, Selasa (14/3/2023), ini merupakan langkah besar yang melibatkan investasi ratusan miliar dolar untuk melawan ambisi China di Indo-Pasifik.
Berbicara dalam sebuah upacara di pangkalan Angkatan Laut AS di San Diego didampingi oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden AS Joe Biden menyebut perjanjian di bawah kemitraan AUKUS 2021 sebagai bagian dari komitmen bersama untuk kebebasan dan keterbukaan wilayah Indo-Pasifik dengan dua "sekutu paling kuat " AS.
Sunak menyebut kemitraan yang kuat, dan menambahkan: "Untuk pertama kalinya tiga armada kapal selam bekerja sama melintasi Atlantik dan Pasifik menjaga lautan kita bebas ... selama beberapa dekade mendatang."
Di bawah kesepakatan itu, AS berniat menjual tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia AS ke Australia, yang dibangun oleh General Dynamics, pada awal 2030-an, dengan opsi untuk membeli dua lagi jika diperlukan, kata pernyataan bersama itu.