Bisnis.com, JAKARTA - Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin mengatakan bahwa Rusia membutuhkan waktu 2 tahun untuk menguasai 2 wilayah timur Ukraina.
Kedua wilayah itu, dinyatakan sebagai tujuan utama perang.
Dia mengatakan bahwa Rusia perlu sepenuhnya mengontrol wilayah Donetsk dan Luhansk yang diklaim Moskow tahun lalu sebagai republik Rusia.
Klaim Rusia itu dikutuk oleh sebagian besar negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tindakan ilegal.
"Sejauh yang saya pahami, kita perlu menutup republik Donetsk dan Luhansk dan pada prinsipnya itu disetujui semua orang untuk saat ini," kata Prigozhin dalam wawancara dengan blogger militer Rusia Semyon Pegov.
Melansir dari Reuters, dia mengatakan bahwa langkah tersebut bisa memakan waktu sekira 1 hingga 2 tahun.
Baca Juga
Pihaknya mengatakan jika mengacu pada wilayah yang lebih luas, maka akan meluas ke Sungai Dnipro kira-kira dari utara ke selatan yang membelah Ukraina.
"Jika kita harus sampai ke Dnipro, maka akan memakan waktu setidaknya sekitar 3 tahun," lanjutnya, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (12/2/2023).
Prigozhin tidak berbicara atas nama militer Rusia, tetapi dia telah mempertajam profil publiknya dalam beberapa bulan terakhir, termasuk mengkritik kepemimpinan tentara atas kegagalan dalam hampir 12 bulan perang.
Namun, dalam wawancara itu, dia bersikeras menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki niatan atau ambisi dalam politik.
Dia mengatakan Rusia perlu merebut Bakhmut, sebuah kota di Donetsk yang telah menjadi tempat perang brutal selama berbulan-bulan, tetapi menghadapi perlawanan sengit dari para pembela Ukraina.
"Mungkin terlalu dini untuk mengatakan bahwa kita sudah dekat. Ada banyak jalan keluar dan lebih sedikit jalan masuk. Pasukan Ukraina terlatih dengan baik dan seperti kota besar manapun, tidak mungkin menangkapnya secara langsung. Kami mengelola dengan sangat baik," tambahnya.
Prigozhin menahan diri dari serangan lanjutan terhadap kepemimpinan militer Rusia, dan menekankan bahwa dia tidak mengkritik siapapun.
Akan tetapi, dia mengatakan penting bahwa komando tertinggi harus memahami situasi orang-orang di garis depan.
"Jadi jika seorang jenderal masuk ke parit dan berbicara dengan para prajurit, maka para prajurit terus terang dalam situasi saat ini akan sangat kagum dan sangat senang. Itu akan cukup bagi mereka untuk memahami bahwa mereka tidak duduk sendirian di sana dengan masalah mereka," lanjutnya.
AS menilai Wagner saat ini memiliki sekitar 50.000 personel yang dikerahkan ke Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana yang direkrut dari penjara Rusia.
Kelompok itu dituding melakukan kekejaman yang meluas dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan menetapkannya pada bulan lalu sebagai Organisasi Kriminal Transnasional.
Prigozhin membantahnya dan meminta Washington untuk mengklarifikasi kejahatan yang dituduhkan kepada Wagner.
Pihaknya menekankan pada Jumat (10/2/2023) bahwa kelompok Wagner telah berhenti merekrut tahanan.
Saat diwawancara, dia menyangkal menggunakan mereka sebagai umpan meriam dan mengatakan kerugian di antara para tahanan hampir sama dalam persentase dengan pejuang lainnya.