Bisnis.com, SOLO - AS tampaknya punya jalan yang cukup cerdas untuk memamerkan jet tempur Raptor F-22 kepada dunia.
Strategi pertama digunakan saat militer di negara tersebut menembak balon mata-mata China beberapa waktu lalu.
The War Zone bahkan menyebut jika penembakan ini menjadi penembakan tertinggi yang pernah ada.
Sebagai informasi, F-22 terbang sekitar 58.000 kaki atau 17.678m di lepas pantai Carolina Selatan.
Jet tempur ini kemudian menembakkan rudal AIM-9X Sidewinder ke balon yang melayang di antara 60.000 kaki atau 18.288m dan 65.000 kaki atau 19.812m.
Angka tersebut merupakan angkat tertinggi untuk sebuah penembakan yang pernah tercatat di militer AS dengan jet tempur yang satu ini.
Baca Juga
Setelah balon udara mata-mata China, AS kembali punya kesempatan untuk pamer jet tempur Raptor F-22 kepada dunia.
Atas perintah Presiden Joe Biden, F-22 Angkatan Udara AS (USAF) dari Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson (JBER) menembak jatuh objek tak dikenal di dekat pantai Alaska pada 10 Februari 2023.
Tidak seperti balon pengintai China yang ditembak jatuh setelah transit di benua AS minggu lalu, asal-usul objek baru ini, apa tujuannya, dan bahkan deskripsi persisnya masih belum jelas.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John F. Kirby mengatakan benda itu seukuran mobil kecil dan terbang sekitar 40.000 kaki.
Kirby mengatakan jika objek tersebut merupakan ancaman yang masuk akal bagi keselamatan penerbangan sipil.
Objek tak dikenal yang terbang di langit Alaska kemarin digambarkan sebagai "silinder dan abu-abu keperakan" dan tampaknya mengambang.
Ditanya apakah itu seperti balon mata-mata kiriman China sebelumnya, pejabat itu berkata jika objek tersebut tidak terbang dengan tenaga penggerak apapun.
"Yang saya katakan adalah bahwa itu tidak 'terbang' dengan tenaga penggerak apa pun, mungkin itu balon. Tapi kita tak punya cukup informasi sampai saat ini," katanya.